"Baik, akan kumulai sidang atas kasus ini!"
Zackley mengetuk palu sebanyak dua kali. Semua orang yang ada di ruang pengadilan langsung memfokuskan atensinya ke arah pria berjanggut itu.
"Kasus ini tergolong kasus tingkat berat karena menyangkut perampasan kebutuhan rakyat, teror dalam wilayah, dan pembantaian kelas berat. Organisasi mafia adalah salah satu yang menghambat pasukan militer untuk beroperasi serta menghambat proses perdamaian kehidupan tembok ini. Pelaku utama, Nicolas Ravelis adalah pemimpin organisasi mafia ini, menggunakan alasan pribadi untuk menjalankan organisasi, yaitu ingin membunuh salah satu petinggi militer kami, Kapten Levi, menghancurkan pasukan pengintai, serta hampir membunuh salah satu anggota pasukan elite, saudari Petra Rall. Sekian penjelasan dari saya. Saya beri kesempatan kepada pihak pembela."
"Baik, Yang Mulia. Saya menyatakan bahwa organisasi mafia tergolong jarang sehingga tidak akan membahayakan dan mengancam kehidupan rakyat. Organisasi semacam ini masih bisa diminimalisir oleh pihak pemerintah. Seperti yang kita ketahui, pihak pemerintahan juga masih kurang tanggap dalam menangani rakyat sehingga munculah pemberontakan baik dari dalam maupun luar wilayah. Oleh karena itu, saya ingin menyanggah, bahwa kasus ini hanya tergolong sebagai kasus tingkat rendah. Sekian, Yang Mulia," terang sang pembela.
"Saya beri kesempatan kepada pihak korban dan saksi kedua."
Erwin mengangkat tangan lalu berdalih, "Menurut saya, pembelaan tersebut tidak berdasar. Seperti yang kita tau bahwa saat ini rakyat sedang mengalami krisis ekonomi dikarenakan banyak yang kehilangan lahan sejak kehancuran Shiganshina dan Wall Maria. Jika organisasi mereka dibiarkan, maka kehidupan rakyat akan menjadi semakin buruk. Selain itu, ini bisa mengancam keselamatan para prajurit kebanggaan kami. Kasus ini tergolong tingkat tinggi. Cukup dari saya, Yang Mulia Zackley."
"Saya beri kesempatan kepada pihak saksi utama, silahkan."
Salah satu perwakilan rakyat dari Distrik Krolva pun berdiri. "Terimakasih, Yang Mulia. Saya Zhen, mewakili rakyat Distrik Krolva akan angkat bicara. Organisasi mereka dijuluki sebagai 'Mafia Pembantai Segalanya'. Kami selaku warga Krolva sangat tidak terima dan sangat terancam dengan kehadiran mereka. Mereka sudah merampas kami sejak bertahun-tahun. Kalau kami tidak memberinya, mereka tidak segan menggunakan kekerasan. Mereka akan menjadikan kami mangsa Titan bila kami berani melapor kepada pihak berwajib. Oleh karena itu, kami mengharapkan hukuman setimpal untuk mereka!"
Semua rakyat yang ada di ruangan tersebut bersorak menyetujui pernyataan yang dikemukakan pria bernama Zhen itu. Zackley langsung saja mengetuk palu sebanyak tiga kali guna mengheningkan ruangan.
"Hadirin harap tenang! Dengan ini, pernyataan ketiga pihak untuk sementara telah ditampung. Dikarenakan saudari Petra Rall belum sadar dari masa pemulihan dan tidak bisa memberi kesaksian, saya minta saudara Kapten Levi sebagai perwakilan dari pihak korban untuk menggantikannya."
Mendengar namanya dipanggil, Levi pun melangkahkan kedua kakinya ke tengah ruangan. Tatapan tajamnya sudah sedari tadi ia lemparkan ke arah pria bernama belakang Ravelis itu.
"Ha! Akhirnya kau disini! Bagaimana? Apa gadis cantik itu sudah ma-"
DUAAKK!!
Semua orang sontak terkejut ketika melihat Levi yang langsung menendang wajah Nico begitu saja. Zackley dan beberapa pasukan militer lain hanya bisa terdiam melihat karena mereka tau Levi mutlak, tidak bisa diganggu gugat. Oluo, Eld, dan Gunther yang ikut hadir di barisan bersama Erwin pun hanya bisa meringis ngilu melihat pemandangan tak bermanusiawi itu.
"Maaf Yang Mulia, tapi kakiku sudah gatal ingin menendangnya."
"Brengsek! Sialan kau, Levi!" hardik Nico sambil memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏
Fanfiction"𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔𝑚𝑢. 𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑘𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚𝑢. 𝐼𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑚𝑝𝑖𝑎𝑛𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑚𝑢...