Part (21)

263 43 18
                                    

"Kau disini rupanya.."

Suara khas itu, terdengar sangat jelas di telinga Petra, membuatnya langsung menoleh untuk melihat sang empunya suara.

Tampak tubuh yang hanya berbeda 2 cm tinggi itu telah berdiri di belakangnya. Nafasnya terlihat kelelahan, namun gadis itu tau.. ia sedang berusaha menetralkannya. Petra langsung mempersembahkan senyuman lembut di wajah pucatnya.

"Kapten.."

Sedetik kemudian, Petra tercekat karena melihat air muka tajam sang kapten yang seperti ingin memarahinya. Sontak ia melangkah mundur sambil menundukkan kepala, enggan menatap kaptennya.

"Kapten-"

"Diamlah, ini perintah.."

GREBB!

Petra terlonjak kaget ketika kaptennya langsung mendekap erat tubuhnya. Manik hazel dan manik safir saling bertatapan, sangat lekat, memancarkan pesonanya masing-masing.

"Kenapa kau sudah berani jalan-jalan?"

"M-maaf, kapten. I-itu karena aku merasa tubuhku sangat kaku setelah hampir seminggu berbaring," jelas Petra sambil tersenyum kikuk, mencoba menenangkannya jantung malangnya yang sekarang tengah berdegup tak karuan. Ia berharap semoga Kapten Levi tidak menyadarinya.

"Oh, begitu. Syukurlah.." Levi tanpa sadar tersenyum tipis melihat tingkah malu Petra.

Kapten.. mengucap syukur untukku? 

Ah, sebut saja Petra berlebihan karena merasa senang hanya dengan hal seperti itu. Hatinya menghangat, ditambah.. dirinya yang saat ini sedang direngkuh oleh kaptennya sendiri. Rasanya ia ingin sekali mempertahankan momen ini selamanya. Namun, ia langsung menarik dirinya untuk segera sadar dari harapan itu.

"Kapten, aku pasti banyak merepotkanmu dan yang lain. Maafkan aku, dan.. aku sangat berterimakasih."

Levi bisa melihat Petra meringis pelan saat membungkuk, mungkin karena tubuhnya yang masih belum pulih sepenuhnya. "Bangunlah, kalau kau tidak mau tubuhmu remuk lagi."

"Ah, tidak apa-apa. Ini hanya sedikit linu. Oh iya kapten, bagaimana Nico dan organisasinya itu? Apa mereka mendapat hukuman yang berat?"

"Hanya penjara seumur hidup tanpa bebas bersyarat. Tch, si Erwin bodoh itu bisa-bisanya mengajukan keringanan."

"Tidak apa-apa, kapten. Mungkin itu.. adalah salah satu kebaikan Tuhan kepada Nico melalui komandan Erwin agar dia bisa melanjutkan hidup yang lebih baik nanti."

Levi tertegun melihat sisi lembut Petra yang bahkan masih bisa mendo'akan pelaku yang menjadikannya korban utama dalam peristiwa naas seminggu lalu. Mungkin jika orang lain pasti sudah menganggap Petra aneh. Namun, bagi Levi, sisi lembut Petra menjadi hal yang patut dikagumi dan menjadi favoritnya tersendiri. Levi menyukai sisi lembut Petra yang seperti itu, meskipun sangat berbanding terbalik dengannya yang tak mengenal ampun.

Sungguh jika boleh, Levi ingin terus merasakan kebaikan yang Petra torehkan.

"Dan.. kapten, syukurlah kau terlihat baik, walaupun luka di lenganmu.." Pandangan gadis itu beralih ke lengan kiri Levi yang diperban.

"Ini bukan apa-apa. Hanji sudah mengobatinya."

"Tapi.. kapten terluka karena aku. Sudah sepantasnya aku mendapat hukuman darimu. Aku terlalu lemah untuk dijadikan bawahanmu. Aku sudah siap kalau kau ingin mengeluarkanku."

"Kau benar-benar mau?"

Namun, Petra menggeleng pelan, "Kalau aku diberi kesempatan lagi, aku akan lebih berjuang dan terus berada disampingmu untuk menjagamu, kapten."

𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang