Part (44)

170 22 9
                                    

"Kak Petraaa!! hiks.. hiks.."

Tangisan kencang dari seorang bocah perempuan yang memanggil nama Petra, sayup-sayup tertangkap indra pendengaran pria bertubuh 160 cm yang posisinya sudah tepat di depan rumah Petra. Menyimpulkan keadaan dan situasi di dalam yang sepertinya telah terjadi sesuatu menambah rasa cemas dalam dirinya. Tak berlama-lama ia langsung menendang pintu kayu berukuran 200 x 120 cm itu dan kemudian terdengarlah teriakan terkejut dari suara.. dua bocah?

Sepertinya mereka ada di lantai atas..

Levi menodongkan handgun nya, berjaga-jaga untuk menghadapi apa yang terjadi disana. Pun ia mendengar ada suara langkah kaki lain yang menghampirinya dengan berani.

"Siapa kau?! Jangan lukai kami! Kalau kau berani melukai kami aku akan menyerangmu! Pergi!!"

Tampak seorang bocah laki-laki yang tengah membawa pisau dengan tubuh kecilnya yang gemetar. Bocah itu terlihat pula sedang menutup matanya erat-erat, tidak mau menatap apa dan siapa yang ada dihadapannya.

"Oi, bocah. Bagaimana kau akan menyerang kalau begitu?"

Bocah itu terkejut dengan suara itu dan perlahan membuka matanya, "K-kau.. Kapten Levi.."

"Apa yang terjadi disini?"

"Itu.. Kak Petra.." Bocah itu tampak masih ketakutan, dan ia tidak bisa lagi menahan air matanya. Levi perlahan menurunkan tubuhnya, menyamakan tingginya dengan bocah yang sedang tersedu-sedu itu.

"Kau mengenalnya?"

Bocah itu mengangguk pelan, "A-aku.. aku Samuel Bozado, adik Kak Oluo. Aku.. juga kenal Kak Gunther dan Kak Eld."

"Baiklah, beritahu aku apa yang terjadi disini."

Samuel pun menuntun Levi ke kamar Petra. Betapa sang kapten pasukan elite itu tercekat melihat keadaan dua bawahannya yang tidak sadarkan diri dengan tubuh terikat tali. Di dekat mereka ada seorang anak perempuan yang tengah menangis. Diduga suara yang Levi dengar tadi berasal darinya.

"Dia Freya, temanku.."

Tiba-tiba saja Freya memeluk Levi, membuat pria itu sukses membulatkan mata.

Apa yang harus dirinya lakukan untuk seorang bocah yang sedang menangis?

Ia tidak pandai akan hal ini. Tidak seperti Petra dan rekannya yang lain yang bisa berinteraksi lancar dengan anak-anak. Bahkan, ketika ia menyelamatkan Petra dari perampok pasaran waktu itu, ia bersikap dan berkata dingin.

Jika dipikir lagi, wajar jika Petra beramsumsi ia sudah melupakan kejadian itu.

Levi sempat berpikir dan sedikit canggung akan situasi itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengelus pelan surai bocah dalam dekapannya, seperti yang dilakukannya beberapa kali kepada Petra. Ia berharap itu bisa sedikit menenangkannya.

"Tenanglah.."

Freya perlahan mengangkat wajahnya yang penuh deraian air mata. "T-tolong.. selamatkan Kak Petra. Dia.. dibawa oleh pria jahat itu."

"Samuel, kau tahu Petra dibawa kemana? Bagaimana ciri-ciri pria yang membawanya?"

"Pria itu sempat menyebut-nyebut Kelab Oscar. Ciri-cirinya.. wajah pria itu dipenuhi bekas luka goresan."

𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang