Part (51)

164 16 16
                                    

Suara pintu diketuk sebanyak tiga kali menampakkan wajah menyambut sang empunya rumah yang membukanya, sekaligus seorang bocah perempuan yang tampak girang ketika melihat siapa yang bertamu lagi.

"Kak Petra!"

"Hai lagi, Nami!" Petra balas memeluk bocah itu dengan erat.

Sang empunya rumah, tak lain adalah seorang wanita paruh baya berumur empat puluh tahun-an tengah tersenyum ramah. "Ini siapa, Nak?"

"Pimpinan squadku, Kapten Levi."

Bibi Yara tampak terkejut, dan langsung menyalami tangan Levi. "Kau.. Kapten Levi itu?"

Levi hanya mengangguk sebagai jawaban, sedikit terheran kenapa wanita itu menekankan di bagian kata 'itu'.

"Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu. Secara pribadi dan atas nama keluarga, aku ingin mengucap terimakasih karena kau dan para prajurit lain telah menjadi pejuang yang kuat. "

Levi sedikit membungkukkan tubuhnya, "Terimakasih."

"Petra sering bercerita tentang dirimu. Katanya kau suka sekali minum teh."

Petra menyadari tatapan dari Levi, dan gadis itu hanya bisa terkekeh pelan. Pasti pria itu sekarang memiliki banyak pertanyaan yang akan diajukan padanya.

"Iya."

"Wah, kalau begitu akan kubuatkan teh yang enak untuk prajurit kuat sepertimu."

"Ah, untuk sekarang tidak perlu, Bibi. Kami ingin mengajak Nami jalan-jalan, boleh?" Petra menyela lebih dulu, kemudian memberi kedipan sebelah mata.

"Iya iya! Boleh ya, Bu? Kumohon.." pinta Nami dengan wajah memelas.

Bibi Yara menghela nafas sembari tersenyum, "Baiklah, tapi jangan nakal dan turuti perkataan mereka."

Nami memberi salute layaknya seorang prajurit, membuat Petra dan Bibi Yara tertawa.

"Harusnya kau melakukan itu pada mereka, bukan Ibu."

Nami sedikit menatap Levi dengan ragu. Dipandanginya dari atas ke bawah, membuat Levi mengernyit.

"Tapi.. orang ini terlihat menakutkan."

"Nami, kau tidak boleh bicara seperti itu," peringat sang ibunda.

Petra sedikit menahan tawa, "Wajahnya memang seperti itu. Tapi, wajar jika kau takut padanya."

Levi berdecih. Berbicara dengan bocah lebih menjengkelkan.

"Baiklah, kalau begitu kami pamit dulu, Bi. Kami akan menjaganya dengan baik," ujar Petra mewakili.

"Iya, Nak. Jaga diri kalian."

Nami melambaikan tangan dengan senang, "Dadah, Ibu!"

Bibi Yara tersenyum melihat kepergian mereka, sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam rumah.

• • •

"Wah!"

Petra dan Levi mengikuti arah pandang Nami. Ia menunjuk kearah kuda hitam yang ada memang tak jauh dari rumah Petra, mengingat jarak rumahnya dengan rumah Bibi Yara juga tidak terlalu jauh.

"Kak, aku ingin naik kuda itu! Apa itu milikmu?"

Petra terkekeh sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maaf ya, Nami, tapi itu kuda miliknya. Kau harus meminta izin dulu padanya."

Nami langsung menatap Levi dengan wajah memohon, "Paman, aku ingin naik kuda itu."

"Tidak."

"Kenapa?"

𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang