"Oi! Petra!"
Panggilan itu sontak membuat empunya nama haruslah menoleh. Padahal dirinya tengah menikmati pemandangan diluar kastil yang indah. Raut wajah terheran seketika ia perlihatkan.
"Tumben kau tidak memanggil 'bocah jahe!'. Apa julukan itu sudah kadaluarsa?"
Gadis bersurai blonde undercut yang memanggilnya itu langsung tersenyum miring, "Yah, anggap saja aku sedang baik padamu hari ini. Sejam kemudian aku akan kembali memakai julukan itu, ahahaha!!"
Petra menjitak kepala Nanaba, membuat gadis itu meringis. "Awas kau, landak jelek!"
"Ahahaha!! Oh iya, kau kebagian memasak untuk pesta besar malam ini kan? Aku juga mendapat tugas itu."
Petra tersenyum, kemudian mengangguk tanda jawaban dengan wajah yang kemudian berubah layu.
"Ditambah.. tugas giliran berjaga. Mungkin aku akan bergabung saat pertengahan acara."
"Ayolah, kau harus semangat! Kita akan terus berlatih sampai dua hari kemudian tiba saatnya kita kembali melaksanakan ekspedisi, dan kau juga akan terus menjaga bocah Titan berharga itu sampai mati," candanya kemudian, membuat Petra tertawa renyah.
Jika dipikir lagi, mereka memang sudah melalui banyak persiapan, seperti diskusi rapat, penentuan formasi resmi, pengecekan bahan dan barang bawaan, juga pemeriksaan alat transportasi kereta dan kuda.
Pagi tadi mereka semua berlatih kembali sebagai prajurit, khususnya beberapa squad elite, termasuk squad Levi mendapat latihan intensif.
Rasanya baru kemarin mereka menyambut pembukaan gerbang dan dunia di luar, dan dua hari kedepan mereka sudah harus melaksanakan tugas kembali. Itu semua berjalan lancar berkat kerja keras semua divisi militer, terutama semua prajurit pasukan pengintai.
Malam ini.. mereka akan berpesta besar, melepas keresahan, rasa lelah dan khawatir yang melanda diri.
Mereka semua tahu, belum tentu mereka akan kembali dengan selamat nanti.
Tidak akan ada yang tahu hasilnya.
"Nanaba."
Petra tersenyum sejemang, kemudian dirinya memeluk tubuh sahabatnya. Hal itu membuat Nanaba terkejut, namun tak ingin bertanya lebih dulu. Ia membiarkan Petra memeluknya erat.
"Tolong.. jaga dirimu saat ekspedisi nanti."
"Hei, itu memanglah kewajiban untuk-"
Nanaba tercekat begitu menyadari tubuhnya direngkuh semakin erat. Tubuh Petra sedikit gemetar, dan ia tahu apa yang sekarang tengah terjadi. Dibalasnya dengan usapan dan tepukan kecil pada punggungnya.
"Tidak ada yang tahu apa hasilnya nanti. Tapi, aku pasti akan melakukannya. Kau.. juga harus kembali dengan selamat, bocah jahe."
Petra hanya menganggukkan kepala, enggan untuk merespon dengan kata-kata. Mungkin ia takut suaranya akan semakin terdengar bergetar nanti.
"Disini rupanya kalian!"
Kedua wanita itu sontak menyudahi kegiatan saling berpelukan itu. Ah, sepertinya sudah sedikit terlambat karena keempat orang pria, yakni Oluo, Eld, Gunther, dan Eren yang ada dihadapan mereka saling tertawa.
"Apa itu tadi? Kalian sedang salam perpisahan?" ledek Gunther.
"Hei, bisa-bisa Kapten akan menebasmu karena sudah merebut Petra." Oluo tersenyum jahil, dibalas pelototan mata oleh Nanaba.
"Sudahlah diam kalian!" teriak Petra sembari memasang wajah cemberut.
"Petra-san. Nanaba-san," panggil Eren menyapa dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏
Fanfiction"𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔𝑚𝑢. 𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑘𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚𝑢. 𝐼𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑚𝑝𝑖𝑎𝑛𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑚𝑢...