Part (45)

196 23 14
                                    

Kepalan tangan terus melayangkan pukulan dengan lancarnya. Objek yang menjadi sasaran pukulan itu sudah dipenuhi luka memar nan biru di wajah dan tubuh malangnya.

"Tak kusangka kau akan melawan seperti ini sebelum waktu pembayaranmu, Nona."

Pria itu menendang-nendang tubuh lemas Petra. Gadis itu seketika muntah darah akibat tendangan pada perutnya.

"Sepertinya dia sudah terbunuh oleh gadis kecil ini. Bagaimana dengan uang muka nya?"

"Kita serahkan pada Bos. Bisa jadi Bos akan memberi mangsa kecil ini sebagai hadiah kerja keras kita."

Ditariknya surai jahe itu, membuat Petra merintih kesakitan. "Lepaskan aku! Aaaaarrgghh!!!"

Tenaga tubuhnya yang mulai melemas tak sebanding walaupun hanya sekadar memberontak. Diseretnya tubuh itu ke dalam sebuah ruangan.

Betapa gadis hazel itu terkejut melihat siapa yang ada di dalam ruangan itu.

"Ayah.."

"Haa, akhirnya aku bisa melihat wajah putri kecil ini," sambut pria bertato yang tengah duduk di atas kursi sembari menginjak tubuh seorang pria.

Tubuh Ayahnya.

Tubuh itu telah mendapat banyak torehan luka. Beberapa diantaranya bahkan mengalirkan banyak darah. Wajah itu terlihat kesakitan di setiap waktunya. Belia almond Petra seketika mengeluarkan bulir bening kesedihan.

"Kau tahu? Dia sudah memberi tiga jari kakinya sebagai tanda pengabdiannya padaku."

Tatapan kesedihan itu perlahan berubah memancarkan kebencian yang mendalam. Sontak Petra memberontak dengan keras, namun ditahannya oleh ketiga pria itu.

"Aaaaaaaaaa!!! Kau akan mati! Kau akan mati!!" jerit Petra.

Pria bertato itu melempar tatapan tajam. Seketika ia langsung menendang bagian dada gadis itu beberapa kali dan menginjak kepalanya, seakan benar-benar itu adalah sebuah pijakan baginya.

"Ayahmu terlalu murah untuk dijual. Dia lebih pantas kubunuh dan dijadikan makanan para anjing dan babi yang kelaparan. Jadi, sebaiknya.. kau diam saja dan lihat proses ini dengan baik. Jadilah barang yang tetap berkualitas hingga akhir."

Pria itu kembali memainkan pisaunya sembari menjilati darah yang melumuri benda itu. Objek itu ia dekatkan ke tubuh Tuan Rall yang sudah terbujur lemas, "Sshhh, kumulai darimana ya.."

"Ayah, kumohon bangun! Bangun, Ayah!!"

Petra berharap sang ayah meresponnya, namun nihil. Tubuh gadis itu semakin gemetar. Iris almond nya kian membelalak begitu melihat objek tajam itu mulai diayunkan ke arah tubuh sang ayah. Nafasnya yang terengah-engah, menyaksikan apa yang ada di depan matanya.

"Lepaskan dia. Lepaskan diaa!!!"

JRAASSHH!!

"Tidaakk!!! Ayaaahhh!!! Kumohon berhenti!! Kumohon jangan lakukan itu!!!"

JRAASSHH!!!

"Ayaaahhh!!! Aaaaaaaarrrgghhh!!!!!"

𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang