"Dua hari lagi.. angkatan kalian akan latihan tarung fisik."
"Apa?!" Keempat anggota squad Levi itu pun sontak terkejut. Baru saja mereka selesai memberi laporan terkait pelatihan tadi siang, kini mereka dikejutkan lagi oleh sebuah kabar-entah itu bagus atau tidak.
"Sama seperti angkatan-104 tadi?" tanya Oluo memastikan, dibalas dengungan oleh kapten mereka.
"Kenaikan pangkat dan level. Jika ada peningkatan, Erwin sepertinya akan mempertimbangkan posisi kalian dalam formasi ekspedisi."
Keempat manusia itu memasang wajah serius. Sepertinya mereka sudah tau apa yang harus dilakukan. Iya, apalagi jika bukan berlatih.
"Ada yang belum jelas?"
"Sudah jelas, Kapten!" koor mereka serempak.
"Bagus. Kalian boleh keluar. Terimakasih atas laporan kalian."
Semua anggota squad Levi itu tak lupa memberi salute, tak terkecuali Petra. Namun, ia membiarkan dirinya tetap berada di ruangan itu, sampai satu pertanyaan terlontar dari kaptennya.
"Ada apa?"
"Seperti biasa, mau kubuatkan teh?" tanya Petra.
Levi mengerutkan dahi, "Stoknya masih ada?"
Petra segera memeriksa stok teh di pojok ruangan. Dirinya mengacungkan jempol sembari tersenyum, "Ada dua lagi."
Begitu mendapat anggukan dari kaptennya sebagai tanda persetujuan, dengan segera Petra menyajikan secangkir teh hangat. Pria itu sekarang sedang beralih ke beberapa kertas di mejanya, lagi.
Petra menaruh cangkir teh dengan perlahan di atas meja, khawatir cangkir itu sewaktu-waktu akan mengkhianatinya dan menumpahkan semua isinya. Hanya membayangkannya saja sudah mengerikan.
"Terimakasih, Petra," ucap Levi sembari mulai menyesapnya. "Temani aku disini."
"Eh? B-baik, Kapten."
Petra pun memilih duduk di salah satu kursi yang tersedia di depan meja. Dilihatnya dengan seksama wajah serius nan tajam dihadapannya. Safir legamnya tengah berkutat sibuk ke arah lembaran-lembaran putih berisi itu. Mungkin Petra harus memulai sebuah topik agar tidak terlalu canggung.
"Kapten, dengan waktu yang sudah sejauh ini.. kita sudah menjadi tim yang baik kan?"
"Iya, aku juga berharap begitu."
"Apa.. selama ini kau sudah menaruh rasa percaya sepenuhnya pada anggotamu, termasuk aku?"
Kini Levi menoleh, menatap gadis dihadapannya cukup lama. Tidak ada balasan yang keluar dari mulutnya, karena sekarang otaknya tengah mencerna dan berpikir..
Apa sebenarnya arti dari sebuah rasa percaya?
Levi hanya bisa meyakini bahwa selama mereka masih percaya satu sama lain, pasti akan menjadi satu keutuhan yang lebih baik lagi.
Seorang prajurit percaya satu sama lain dengan tujuan yang sama, tapi apakah ia harus percaya pada pilihan yang rekan-rekannya buat?
Atau percaya pada dirinya sendiri?
"Aku tidak mau terlalu percaya pada seseorang, Petra."
"Tapi.. tanpa sadar itu sudah kau lakukan.. seperti kau pada Komandan Erwin?"
Perkataan Petra pun tidak salah. Seberapa besar dirinya telah mempercayai Erwin? Bahkan, ia selalu mengikuti semua keputusan yang diambilnya.
"Menurutku.. percaya adalah ketika kau sudah menanam keyakinan bahwa itu hal yang benar, tidak peduli apa hasilnya nanti. Itu berlaku juga untukku, Kapten."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟏
Fanfiction"𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔𝑚𝑢. 𝐵𝑖𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑘𝑢 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑚𝑢. 𝐼𝑡𝑢 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑚𝑝𝑖𝑎𝑛𝑘𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑚𝑢...