II. Luka

253 35 15
                                    

.

.

.

.

Belum selesai urusannya dengan sekolahan. Karena setelah pelajaran selesai, Arga harus mengerjakan hukuman yang diberikan Pak Slamet. Sudah sangat hapal tentunya hukuman apa yang mereka dapat, "Pulang sekolah bersihkan toilet kalian berdua.!!" ucap Pak Slamet,

Dengan malas Arga segera menuju lokasi, bermodal memegang pel dan membersihkannya asal.

"Heh aku udah bersihin sebelah sini, jangan di kotorin lagi!" Ucap Adi temen adu jotos nya tadi,

Arga tak peduli, berpura tak mendengar apapun. "Anj**g emang kamu ya." Adi tersulut lagi emosi nya.

"APA?" Teriak Arga.

"Ehhh.. mau ribut lagi? mau Bapak hukum lebih berat?" Untung saja ada Pak Slamet yang mengawasi. Jika tidak, mungkin mereka akan adu kekuatan lagi.

***

Enda telah sampai di rumah lebih dulu tentu. Mencari Ibu yang ternyata berada di  halaman belakang. Ia menghampiri dan ikut mencabuti rumput yang tumbuh liar.

Hingga beberapa saat kemudian suara motor yang Enda sebut seperti kaleng rombeng terdengar dihalaman, Enda segera keluar. Untuk melihat keadaan kakak nya. "Mas Arga, mas Arga gak apa-apa?"

"Apaan si?" Arga segera berlalu, menuju kamar nya berganti pakaian. Lalu keluar lagi menuju kamar Bapak. Tentu ia selalu ke kamar Bapak ketika beliau sedang sendiri atau tak ada orang di sekitar nya.

"Bapak, Arga baru pulang sekolah." Ucapnya sembari membelai wajah juga kepala Sang Ayah,

Ayah nya terlihat agak terkejut dengan luka di wajah Arga.

"Hehe gak apa-apa kok Pak, nama nya juga cowok kan Pak?"

Melihat Ayah nya yang terlihat khawatir Arga mencoba meyakinkan kembali "Gak apa-apa Pak, serius. Nih nih Bapak pegang," Ia mengarahkan jemari Sang Ayah ke pipi nya yang luka. Arga menahan sakit agar ayah nya percaya.

"Tuh.! Arga gak bohong kan? Tadi tuh ada temen Arga yang iseng sama cewe yang Arga suka pak hehe. Maka nya Arga gak terima,"

"Bapak jangan bilang-bilang Ibu ya. Nanti Ibu khawatir. Apalagi mas Aby, nanti Arga di omelin."

Ayah nya terlihat tersenyum mendengar cerita Arga saat ini.  Arga sungguh menjadi anak yang berbeda ketika sedang berdua dengan ayah nya.

"Bapak cepet sembuh ya, Arga kangen banget main sama Bapak. Cuma Bapak yang bisa ngertiin Arga" Ia mencium kening Ayahnya "Arga pergi dulu ya pak, mau main kedepan." Ia meraih jemari Sang Ayah untuk salim dan berlalu keluar.

Tanpa sadar, seseorang memperhatikannya di balik dinding kamar Orang Tua nya.

***

"Mas Aby.. mas Aby.." Panggil Enda terburu-buru,

"Opo toh Nda? Kaya orang kebakaran Jenggot aja."

"Mas Aby udah liat muka mas Arga belum?" Seperti nya Enda ingin mengadukan kejadian di sekolah tadi.

Aby mengangguk "Sudah."

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang