XVII. Salah

88 21 33
                                    

.

.

.

.

Happy Reading^^

Kala mentari menenggelamkan wujudnya, terganti oleh rembulan yang bertugas menerangi gelapnya bumi malam ini. Dengan desiran angin bercampur asap di jalan yang cukup ramai. Aby memilih untuk berhenti sejenak kearah minimarket, setelah dirinya dan Fani mengambil tiket yang tertinggal dirumah.

Siapa sangka ia akan bertemu dengan dua orang yang begitu ia kenal?

"Laras?"

Fani yang berada di belakang Aby segera melirik, sedikitnya ia tau tentang gadis yang sedang duduk memandangi lelakinya memakan kue buatannya.

"Mas Aby?"

Arga pun terkejut, bisa-bisanya ia harus bertemu dengan kakak nya di saat seperti ini?

"Arga? Kenapa gak pulang? Malah disini?"

Laras segera menjawab, "Gak apa-apa mas, emang mau Laras disini. Mas Aby mau kemana?" Ia hanya tak ingin adik kakak itu salah paham kembali.

Fani diam-diam memperhatikan Laras dengan detail, dari atas hingga bawah. Ia sempat mendengar dari Jarvin, jika Aby dulu sempat suka dengan teman adiknya. Lebih tepatnya tetangga sekaligus pacar adiknya.

Jarvin bukan membeberkan tanpa alasan, ia hanya ingin Fani bisa lebih mengerti mengapa dulu Aby begitu menghindarinya. Dan Jarvin meminta agar dirinya bisa membuat Aby merubah pikirannya.

Ini juga pertemuan pertama bagi Fani dengan Arga, semenjak dirinya dekat dengan Aby, ia belum pernah melihat langsung adik-adiknya.

"Udah maghrib lho, kamu ini gimana? Anak orang dibawa keluar, di pinggir jalan."

Wajah Arga berubah, rasa kue itu sudah tak nikmat lagi. Akibat ucapan Aby. "Terus mas Aby itu apa? Disamping mas Aby bukan anak orang?"

Oh sial. Aby bahkan sempat lupa jika ia sedang bersama Fani. Hanya karena ia melihat Laras dan adiknya bersama.

Memang, semenjak mereka masuk kuliah. Aby jarang sekali melihat Laras, meskipun mereka bertetangga.

"Kalo mau ngomongin orang, ngaca dulu!" Ketus Arga, seperti biasa. Memang sepertinya lebih baik mereka berjauhan. Akan lebih sedikit frekuensi mereka untuk bertengkar.

Sementara Laras terus saja membujuk Arga, "Udah Ga. Jangan gitu sama mas sendiri."

"Suka gak sadar diri orangnya. Males aku."

Di sisi lain, ada perasaan tak enak dihati Aby dengan wanita di sampingnya.

"Maaf Fan. Adik aku emang gitu. Kamu pernah aku ceritain kan? Gimana kerasnya dia?"

Fani hanya mengangguk, "Gak apa-apa mas, ya udah ayo kita masuk. Nanti kita telat berangkat ketempat acaranya."

Bisa dipastikan hati dan pikiran Fani tidak baik-baik saja saat ini.

***

"Ras, aku pulang ya?"

Arga telah bersiap dengan jaket dan helm yang ia kenakan.

"Loh kamu gak pulang kerumah?"

Arga menggeleng, "Nggak. Besok ada kelas, takut kesiangan berangkat dari sini."

"Gak mau nengokin Ibu sama Enda?"

"Nanti aja gampang, weekend kan aku balik."

"Oh yaudah, hati-hati ya Ga. Jaketnya rapetin, helm nya di kancing."

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang