VI. Bertaut

122 26 11
                                    

.

.

.

.

Gemuruh petir dan kilat bersahutan, hujan turun begitu lebat. Bak sengatan listrik, atau adanya pergulatan di atas sana? Entahlah. Siang ini, di koridor sekolah beberapa siswa dan siswi masih terjebak dengan hujan. Tak dapat kembali pulang tepat waktu.

Di ujung sana, terlihat jelas mata Arga menangkap sosok yang ia sangat kenal. Sendirian, meringis ketakutan. Ia perhatikan dari jauh, wanita yang masih menjadi penghuni di hati-nya. Begitu jelas raut cemas di wajah sang gadis.

Tanpa berpikir panjang, Arga menghampiri Laras. "Kalo takut kan bisa nunggu di dalam kelas." Ujar Arga sembari memberikan jaketnya pada Laras, "Nih pake!"

"Arga?"

"Ah lama."

Arga memasangkan jaketnya pada tubuh Laras. "Udah tau masuk musim hujan, sedia jaket!"

"Kamu tuh ketus mulu, apa gak bosen?"

"ck."

"Kenapa gak di dalam aja?" Lanjut Arga,

"Serem gak sih? Tuh liat! Gelap gitu, udah sepi juga." Tukas Laras, sembari menunjuk kelas yang ada di belakangnya.

Tak ada percakapan selanjutnya, hanya suara angin dan gemuruh yang masih setia menjadi latar suara diantara mereka.

"Ga.."

"Hm?"

"Aku boleh tanya? kamu kenapa sih judes banget?"

"Perasaan dulu waktu kecil kamu paling nakal dan gak bisa diem diantara sodara kamu."

"Ya, biarpun sekarang nakal nya masih ada sih. Tapi gak separah dulu ko,"

"Aku boleh tau alasannya?"

Arga menoleh, menatap tajam pada kedua bola mata Laras. "Udah reda, ayo pulang."

Arga berdiri, berjalan mendahului. Namun ia rasa tak ada pergerakan di belakangnya. Hingga ia menoleh dan benar saja, Laras masih duduk di kursi panjang menatap ke-arahnya.

"Mau nginep disini? Atau mau ketemu sama penghuni malam disini?" Tanpa ragu Arga menarik pergelangan tangan Laras dan membawa ke parkiran sekolah.

"Nih,"

Laras masih terpaku, membayangkan adegan sebelumnya. Bagaimana bisa dengan mudahnya Arga menggenggam tangan miliknya? Hingga ia tak sadar Arga sedang menyodorkan sesuatu padanya.

"Pake Laras helm nya!"

"Eh iya maaf. Tapi Ga, kalo aku pake helm ini kamu pake apa?"

"Gak usah mikirin aku."

"Loh kok gitu? Yaudah gini aja, kamu yang pake jaket-nya nah aku helm-nya. Gimana?"

Arga mengacuhkan usulan Laras, "Cepet naik!"

"Aku gak mau nanti disalahin Ibu mu, kalo kamu kenapa-kenapa atau sakit setelah liat pulang bareng aku."

"Cepet naik Laras!!"

Tak habis pikir Laras melihat kelakuan lelaki di depannya saat ini, karena udara saat ini memang begitu dingin.

Ia merasa bersalah. Karena dia, Arga harus merelakan jaket dan helm-nya sekarang.

Laras bisa melihat dari kaca spion motor, lelaki didepannya begitu kedinginan hingga bibirnya bergetar. "Ga, pelan-pelan aja biar angin-nya gak terlalu kenceng."

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang