XXII. Kesalah Pahaman

61 16 10
                                    

.

.

.

.

Happy Reading^^

Pernah dengar nasihat perihal kepercayaan? Seperti jangan percaya kepada siapapun atau jangan mudah percaya kepada orang baru bahkan orang terdekatmu. Sepertinya itu bukan hanya bualan belaka. Memang kita tak bisa menilai seseorang dari luarnya saja, namun lebih baik jika kita berhati-hati.

Seperti saat ini, 

Gadis itu tengah bersiap-siap karena ajakannya pada sang kekasih beberapa hari lalu itu terganggu oleh sebuah notifikasi di ponselnya. Laras, meletakkan liptint yang sedang digenggam. Ia melihat sebuah pesan dengan nomor yang tak ia kenal.

Kemudian ia buka pesan tersebut, yang berisi beberapa foto Arga dengan wanita lain. Ia masih tak mengerti maksud pesan tersebut.

Namun ada sakit yang muncul didalam hatinya, mood nya langsung berubah. Sebelumnya ia sangat bersemangat untuk jalan-jalan bersama Arga.

0856234xxx: Dia ganteng ya? Gimana kalo buat aku aja?

0856234xxx: Kita udah deket loh!

Sinting, pikir Laras. Orang gila mana yang terang-terangan bicara seperti itu pada kekasih pria yang ia suka?

Ketidak percaya diriannya muncul, ini bukan yang pertama. Sudah dibilang, Laras itu hanya perempuan biasa dengan paras yang tidak secantik gadis lainnya. Menurut dirinya.

Sedangkan Arga? Ia tahu betul sejak dulu pria itu selalu menjadi incaran para perempuan dimanapun dia singgah.

Harusnya Laras juga tahu, jangan langsung percaya kepada orang yang bahkan ia tak kenal. Jangankan mengenal, tahu orangnya yang mana saja tidak. Bisa saja ini hanya pesan dari orang iseng yang tak suka mereka atau salah satunya?

Entahlah.

Suara panggilan di ponselnya membuyarkan lamunannya, tertulis nama Arga di layar. Laras tak langsung menerimanya. Hingga panggilan ketiga baru ia menggeser gambar hijau di layar.

"Udah siap?"

Laras tak menjawab,

"Ras? Kamu udah siap belum?"

"Halo? Laras?"

Terdengar isak lirih yang membuat Arga dengan cepat menanyakan apa yang terjadi, "Kamu kenapa? Ada apa? Kamu sakit?"

Laras mengangguk, namun percuma saja. Arga tak dapat melihatnya saat ini.

"Ras, tolong bilang ke aku. Kamu kenapa? Jangan diem gini dong!"

"Ga, hari ini gak jadi ya? Aku gak enak badan."

"Kamu sakit? Aku kerumah ya sekarang?"

"Gak usah, nanti aja. Aku gak parah kok. Dibawa tidur juga sembuh. Udah ya, maaf."

Tanpa menghapus riasan diwajahnya, Laras membanting dirinya di ranjang. Menutup wajahnya dengan bantal, agar teriakannya tak terdengar siapapun. Hal itu sering ia lakukan, ketika merasa sangat lelah dengan semua beban yang ia tanggung.

Pesan itu belum ia balas, ia tak berminat. Namun tetap saja hatinya sakit.

Sementara sang lelaki bingung dengan alasan yang sangat tiba-tiba. Menurutnya ini aneh, bahkan satu jam sebelumnya Laras masih bersemangat akan pergi bersama dirinya. Masih bertanya baiknya pakai baju warna apa, yang seperti apa dan harus memakai sepatu yang mana.

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang