XXXIV. Bukan Berubah Tetapi Kembali

32 7 1
                                    

.

.

.

Happy Reading^^

Suasana mendadak sepi, setelah Arga mengucapkan kalimat yang membuat teman-teman dan Laras terkejut. Semua juga pasti berpikir ini terlalu cepat, karena Arga baru saja berlatih beberapa bulan.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin bukan? Bahkan Arga yang tak pernah sedikitpun menyangka masuk kedalam pelatihan saja bisa terwujud.

"Gimana bisa? Kamu aja belum cerita kegiatan disana ngapain aja. Kok tau-tau ikut kejuaraan." Melki penasaran sekali dengan hal tersebut.

Arga tersenyum, menarik nafas dalam sebelum memulai berbicara. "Jadi gini, aku juga nggak tau ya. Tiba-tiba bang Bima kasih tau aku begitu, kemarin setelah izinin aku pulang kesini."

"Beruntung banget kamu Ga! Kaya lancar banget jalannya. Aku ikut seneng liatnya." Juna terlihat mengembangkan senyumnya terus-menerus mendengar kabar dari Arga.

"T-tapi kan kamu baru latihan sebentar Ga? Bukan aku meremehkan kamu. Tapi apa nggak apa-apa kalo terlalu cepet gini?" Laras ikut mengomentari hal tersebut, karena ia juga takut jika terjadi sesuatu pada Arga.

Bukan menyepelekan kemampuan kekasihnya. Tapi ini benar-benar terlalu cepat.

Arga menggenggam tangan Laras, lalu tersenyum. "Kamu tenang aja ya? bang Bima nyuruh aku ikut kejuaraan pasti bukan tanpa alasan atau sembarangan."

Benar juga, tidak mungkin seorang pelatih menunjuk muridnya asal. Dia-pun ingin memenangkan pertandingan itu.

Jujur saja, Laras masih belum terima jika Arga akan mengikuti pertandingan secepat itu. Didalam hati nya ada rasa takut yang besar dan mengganggu. Ia takut hal buruk terjadi.

"Tenang aja ya? Percaya sama aku! Aku jago kok." Arga terkekeh setelah menyombong pada Laras.

"Tenang aja Ras, kita tau kok gimana kemampuan Arga. Dulu aja udah jago, apalagi sekarang ditambah latihan terus-terusan." Melki mencoba ikut menenangkan Laras yang terlihat ragu.

"Pokoknya, nanti pertandingan pertama-ku kalian harus dateng ya!"

Semua setuju, hitung-hitung mendukung sekaligus jalan-jalan kan?

***

Arga sampai dirumah setelah mengantar Laras dan memastikan kekasihnya masuk kedalam rumah. 

Jam masih menunjukkan pukul sembilan malam, rupanya Ibu dan adik-kakaknya masih terjaga. Di meja makan sembari menyemil kripik pisang buatan Ibu.

"Udah temu kangen sama temen-temen?" Ucap Ibu saat Arga baru saja sampai didepan mereka.

"Nggak tau apa, kalo Ibu juga masih kangen sama anak Ibu?" 

Arga tersenyum dan segera memeluk sang Ibu dari belakang. Ada haru dihati Aby saat melihat pamandangan didepannya.

Sang Ibu menggenggam tangan Arga yang melingkar di tubuhnya, terulas sebuah senyum di  bibirnya.

"Mas, udah gede lho! Masih peluk-peluk Ibu."

"Opo sih Nda, biasanya juga kamu doyan meluk Ibu. Bilang aja kamu pengen!" 

Arga menjulurkan lidahnya meledek Enda, karena dirinya baru saja dibela oleh Ibu.

"Iya emang!" Enda menghamburkan dirinya ke arah Ibu dan kakaknya.

"Heh kok pada pelukan gini?"

"Sini mas ikutan!" Ajak Enda.

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang