.
.
.
Happy Reading^^
Enda POV
Juni dua ribu delapan belas, aku masih ingat dengan jelas dalam ingatan.
Kakak kedua-ku, memaksa untuk pulang menggunakan motor barunya. Aku sangat memaklumi hal tersebut. Mas Arga hanya ingin merasakan mengendarai motor impiannya, dan membawa pulang sebagai bentuk pembuktian pada orang-orang di kampung yang sudah meremehkan dia.
"Ya udah boleh, tapi kalo capek istirahat. Kalo ngantuk tidur dulu, jangan dipaksa. Pokoknya kamu harus hati-hati."
Ibu sudah mewanti-wanti mas Arga, agar berhati-hati juga tidak memaksakan melanjutkan perjalanan nanti ketika merasa lelah dan mengantuk sebaiknya istirahat lebih dulu.
Tersirat dengan jelas percik ke-khawatiran di wajah Ibu. Aku melihatnya biasa saja, aku hanya berpikir mungkin trauma Ibu beberapa tahun silam kembali hadir. Wajar sekali Ibu jadi seperti itu pada mas Arga.
Kami pulang menggunakan transportasi kereta api, bersama keluarga dan teman-teman. Tentu kecuali mas Arga.
Kami berangkat sore hari, sementara mas Arga bilang akan menyusul nanti. Setelah beberapa urusan dengan bang Bima selesai.
Sepanjang perjalanan kami melihat Ibu yang selalu berdoa, juga saat aku melirik ke bangku di samping kanan, ada Laras yang terlihat gelisah.
Ada apa dengan kedua wanita ini?
Aku menggenggam jemari Ibu agar merasa lebih tenang.
Kami sudah setengah perjalanan, terakhir berkomunikasi dengan mas Arga katanya dia sedang bersiap-siap untuk berangkat. Aku pun terlelap di samping Ibu, mas Aby duduk dengan mba Fani di hadapan kami.
Aku terbangun saat suara menggema yang menginformasikan bahwa kami telah sampai di stasiun Lempuyangan. Aku melihat Ibu yang sepertinya sama sekali tidak tidur, selama delapan jam perjalanan.
Aku bersiap untuk menurunkan beberapa barang bawaan kami.
Hari masih gelap, kami sampai disini tengah malam. Dan memutuskan untuk segera menaiki taksi yang ada ke rumah. Sementara teman-teman mas Arga pamit langsung menuju rumah masing-masing.
Jujur aku lelah sekali, tiga hari pulang-pergi dengan jarak tempuh yang lumayan jauh membuat badanku rasanya remuk.
***
Laras POV
Aku merebahkan tubuhku di kasur kamar yang beberapa hari ini tak aku singgahi, rasanya sangat lelah. Tapi aku tak bisa terpejam, aku meraih ponselku dan mengecek berkala.
Satu pesan muncul di layar,
Arga: Aku lagi istirahat, kalian udah sampe?
Aku segera mengetikkan balasan untuknya.
Laras: Udah, ini baru banget sampe. Kamu, hati-hati ya. Jangan lupa berdoa!
Tak lama setelah mengirim pesan, ponselku berdering. Tanpa pikir panjang aku segera menggeser tombol hijau.
"Hmm?"
Terdengar kekehan kecil disana, "Aku kaya anak kecil, diingetin suruh berdoa hehe."
Aku menghembuskan nafas lelah, "Ya siapa tau kamu lupa. Karena udah semangat banget mau cepet sampe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lose You || Lucas Wong✅
FanfictionArga, kehilangan 'rumah' nya.. Saat sang Ayah harus meninggalkan mereka semua karena sakit yang di derita sejak lama. Ia kehilangan orang yang paling dekat dengannya, orang yang paling mengerti tentang dirinya. Arga begitu kalut, membayangkan hidup...