XXI. Lebih Baik Aku

69 17 22
                                    

.

.

.

.

Happy Reading^^

Berkali-kali wanita itu meyakinkan dirinya, jika ini bukanlah salahnya. Bukan karena nya pria yang dekat dengannya selalu pergi meninggalkan dirinya. Apakah ia terlalu baik atau terlalu percaya? Hingga berulang kali mempercayai hati pada orang namun tak pernah tepat. Berkali-kali hatinya dipatahkan. Berkali-kali ia menyembuhkan luka dan kembali dilukai.

Ia pun sering memikirkan, apa yang dimiliki gadis itu hingga Aby tak bisa lepas dari bayang dirinya. Apa yang membuatnya selalu memiliki tempat tersendiri dihati Aby? Bahkan berkali-kali dirinya dikalahkan oleh gadis itu. Hadirnya Laras menjadi hal menakutkan untuk Fani.

Ia ingin berjuang, selama berbulan-bulan selalu sabar dengan pria itu. Selalu mengikuti kemana arah mereka melangkah. Berharap ada titik terang dari hubungan mereka. Tapi sepertinya ia telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang kerap kali datang dalam pikirannya.

Berhenti. Iya, Fani memilih berhenti dari semua harapan yang bahkan mungkin ia buat sendiri. Dia berhenti untuk mempertahankan pria itu. Jika bisa memilih, ia ingin memutar kembali waktu. Dimana sepertinya lebih baik jika seperti dulu saja, seperti saat Aby mengacuhkan dirinya dan tak pernah memberikan harapan lebih kepadanya.

Fani terbaring di ranjangnya, tak menyentuh sedikitpun makanan yang telah Ibu nya siapkan. Wajah pucatnya semakin tak karuan. Tak mengerti harus berbuat apa.

"Nduk, dimakan ya? Ibu suapin mau?" Sang Ibu menghampiri putri bungsunya,

Fani masih tak bergeming sedikitpun, pikiran dan hatinya masih sakit.

"Bu," Fani bersuara lirih.

"Fani mau berhenti kerja boleh?"

"Aku mau kerumah nenek boleh?"
"Tinggal disana untuk sementara."

Matanya tak bisa lagi membendung air yang siap keluar membasahi pipi, "Fani mau tenangin pikiran dulu, kalo disini Fani keinget terus Bu."

Ibu-pun memeluk si bungsu, memberikan pelukan hangat. Memberi kekuatan dan berharap dapat sedikit membuat anaknya tenang.

Dalam peluknya Ibu menyetujui kata-kata Fani, "Boleh nduk, boleh. Selama itu buat kamu lebih baik, Ibu tidak akan melarang kamu."

"Nanti biar kita antar kamu ya?"

Fani menggeleng, "Ndak usah Bu, Fani sendiri aja. Ibu percaya ya sama Fani?"

"Tapi nduk-"

"Ibu percaya sama Fani kan? Fani bisa sendiri. Gak apa-apa Bu."

Ibu nya mengalah, dan menuruti kata-kata anaknya.

***

Lelaki itu tengah menghubungi seseorang diseberang sana, menanyakan hal-hal apa saja yang telah dilalui nya. 

Siang ini, Arga belum selesai dengan kelasnya. Masih ada satu lagi kelas yang harus dihadiri.

Sembari menunggu, ia-pun menghubungi gadisnya. Dan tanpa sadar seseorang di sampingnya memperhatikan dirinya.

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang