XXIII. Sebenarnya

64 11 2
                                    

.

.

.

.

Happy Reading^^

Katakan jika dia memang egois, dia kehilangan akal sehatnya. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri. 

Gadis itu, dia hanya baru saja menemukan orang yang sangat cocok dengannya. Dengan tipe ideal yang selama ini dibayangkan. Tapi sayang, lelaki itu sudah ada yang punya. Dan dia sudah patah sebelum memulai.

Winda, sedang ketar-ketir dengan hal apa yang akan terjadi hari ini. Setelah kemarin akal sehatnya hilang. Pesan yang ia terima tengah malam tadi membuatnya ingin menghilang saja dari bumi.

Bagaimana tidak? Arga mengirimkan pesan singkat namun membuat dirinya merinding.

Arga: Besok kita ketemu. Urusan kamu sama saya sekarang.

Arga sampai di kampus, mencari keberadaan Winda yang entah dimana. Biasanya perempuan itu ada di sekitar kantin atau taman. Arga tahu karena memang sebelumnya mereka sering bersama dengan teman lainnya.

Sampai saat ini mungkin Arga juga bertanya-tanya dari mana dia mendapatkan nomor Laras? Namun itu tak penting sekarang. Yang penting adalah perasaan kekasihnya yang sempat dibuat tak karuan oleh temannya itu.

"Itu dia."

Arga menghampiri gadis yang sedang terduduk di kursi pinggir lapangan, bersama satu temannya yang juga teman Arga.

"Winda."

Gadis itu menoleh ke asal suara, wajahnya seketika berubah memerah. Sangat kentara sekali ketakukan disana. "A-arga,"

"Bisa ngomong berdua?"

"Wih ada apa nih kalian, pake harus berdua segala?" Safira tak mengerti apa-apa, ia hanya ingin meledek. Namun ternyata waktu nya tak tepat.

"Bukan urusan kamu. Winda ikut saya!" Suara bass nya, terdengar sangat mengintimidasi.

Winda dengan tubuh gemetar mengekori Arga di belakang, sementara Safira melihat bingung pada kedua temannya yang meninggalkan dia seorang diri.

Ketika dirasa telah menemukan tempat yang cukup sepi, tak banyak yang melihat mereka disini. Arga berhenti, "Kenapa kamu chat pacar saya?" nada nya cukup tenang namun terdengar tegas. 

"Ma-maafin aku Ga."

"Saya gak nyangka kalo kamu bisa lakuin hal bodoh kaya gini, saya tolongin kamu kemarin-kemarin itu karena kamu teman saya. Gak lebih."

"Winda, kamu tau? apa yang udah kamu lakuin kemarin itu benar-benar bisa menyakiti hati orang lain?"

Winda hanya terdiam, mendengar tiap kalimat menyakitkan yang keluar dari mulut lelaki di hadapannya.

"Iya aku tau, maafin aku." suara nya bergetar, ia sedang berusaha membendung airmata nya.

Arga masih dengan sikap dinginnya, tanpa ekspresi juga nada yang tegas memberikan kalimat-kalimat yang cukup membuat orang yang mendengarnya sakit hati.

"Kalo kamu suka sama orang dan dia udah punya pasangan harusnya sadar diri. Jangan malah berpikiran untuk merusak atau merebut. Karena gak semua cowok itu bisa kamu goda atau berniat mendua."

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang