VII. Sebuah Rasa

96 26 9
                                    

.

.

.

.

Suara riuh dalam kelas tak membuat Arga terbangun dari meja nya, tubuhnya bak tak memiliki tenaga. Kepalanya seakan di tumpuk beban berat, yang tak mungkin ia bisa mengangkatnya.

Namun pagi tadi ia memaksakan diri untuk tetap berangkat sekolah.

Ibu telah melarangnya, karena dirasa suhu tubuhnya-pun masih belum normal.
"Kamu gak usah berangkat ya Ga? Badanmu masih belum sehat betul." Ibu menggenggam tangan Arga saat anaknya akan bersiap pergi ke sekolah.

"Ini udah deket ujian Bu, Arga gak bisa bolos!"

"Tapi ini bukan bolos Ga. Nanti Ibu izin sama wali kelas kamu ya?"

Arga tetep kukuh untuk berangkat. "Ibu tenang aja, Enda jagain mas Arga nanti." Enda muncul dari balik tubuh Arga. Ia tentu sudah paham bagaimana kakaknya, bagaimana kerasnya setiap keinginan Arga tak bisa di tentang.

"Bener?"
"Ibu bisa percaya sama kamu Nda?"

Enda mengangguk, "Iya Bu, percaya sama Enda. Iya kan mas?" Enda memberi isyarat pada Arga agar meng-iya-kan perkataannya.

Mereka-pun berakhir dengan berangkat bersama, Ibu tak mengizinkan Arga untuk mengendarai motor sendirian.

.

.

.

"Ga, kamu sakit?" Juna baru sadar saat melihat sahabatnya sedari datang hanya menundukkan kepala di meja.

Arga tak menjawab, Juna berinisiatif untuk memastikan temannya baik-baik saja. Saat ia tempelkan punggung tangannya pada permukaan kulit temannya, Juna panik. "Ga, UKS ya? Badanmu panas banget gini."

Belum sampai mengucapkan kalimat berikutnya, Laras datang berniat untuk mengembalikan jaket yang ia pinjam kemarin. "Jun?"

"Eh Laras, kebetulan. Bujuk dia ke UKS ya?" Ucap Juna lirih,

Laras bertanya pada Juna tanpa bersuara, "Kenapa?" Begitupun Juna menjawab dengan lirih. "Sakit."

Laras mendekat, memeriksa keadaan Arga saat ini. "Panas banget!"

"Makanya, kamu bujuk ya?" Pinta Juna,

Laras menepuk perlahan bahu Arga, "Ga, ke UKS yuk. Aku temenin ya?"

Arga tetap diam, sepertinya ia belum sadar siapa yang mengajaknya.

"Ga? yuk bangun dulu, badan kamu panas gini. Ayo kita ke UKS!" Laras masih menepuk lirih pundak Arga, membujuknya dengan hati-hati.

"Emh.."

"Bangun dulu ya?"

Arga cukup terkejut saat ia lihat Laras tepat di sisi nya, "Laras?"

"Kamu gak sakit kan, karena kehujanan kemarin?" Lanjutnya,

Laras menggeleng, "Ga, yang sakit kamu. Kenapa malah tanyain keadaan aku? Pikirin diri kamu dulu. Ayo kita ke UKS!" Laras sedikit menarik tangan Arga, memaksanya untuk bangkit dari kursi nya.

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang