IX. Runtuh

92 26 7
                                    

.
.
.
.

Happy Reading^^

Musik menggema memenuhi rungu, seorang wanita bernyanyi pada tempat yang disediakan. Mengalunkan berbagai lagu dengan suara indah yang dimiliki.

Diiringi musik yang begitu apik, membuat suasana semakin sendu.

"Gimana? Enak toh disini? Ada live music juga, mana cantik lagi tuh. Coba kamu liat By," Jarvin mengarahkan wajah sahabatnya pada wanita di depan sana.

"Hmm."

Aby tak terlalu tertarik dengan keramaian. jika bukan karena Jarvin, mungkin ia lebih memilih pulang dan berdiam diri di kamar. Menikmati kesunyian yang menenangkan.

"Kamu mau tak kenalin gak sama dia? Cantik tuh." Bujuk Jarvin,

Aby tersenyum remeh, menertawakan tawaran sahabatnya. Aby sudah menduga dari awal, jika tujuan Jarvin memang begini.

"Lah ngopo malah ngguyu koe?"
(Lah kenapa malah ketawa kamu?"

Aby menepuk bahu Jarvin, "Masih gak nyerah ya kamu Jar, ngenalin aku ke cewe-cewe? Hahaha."

Jarvin kesal, lagi-lagi tawarannya tertolak. Ia sungguh berniat baik, Jarvin ingin temannya tak terbelenggu pada gadis yang jelas menurut ceritanya Laras menyukai adiknya.

"Se-istimewa itu ya tetangga-mu kui? Sampe kamu gak mau buka hati untuk cewe lain?"

Aby segera menoleh pada jarvin yang sedang menikmati kopi pait kesukaannya, "Mulai deh sok tau nya, udah berapa kali aku bilang? Kalo aku udah anggep dia kaya adikku!"

"Huh, sekeras apapun kamu ngelak.. Aku gak bisa di bohongin, keliatan jelas kok dari cara kamu tiap ceritain dia selalu excited gitu."

"Masa?"

***

Melki baru saja memarkikan motornya, dan ikut masuk kedalam warung burjo langganan mereka.

"Biasa, tadi kita ketemu si Alvin." Hanan menyahut sembari meminum segelas es teh manis yang baru saja di sajikan.

"Dia ngeledek kita, karena jarang turun sekarang."

"Han.. Sstt!!" Melki menepuk pundak Hanan mengisyaratkan agar tak membahas tentang balapan.

Melki paham, karena disana ada Laras. Namun justru Arga sendiri yang tak ingat, emosi nya sedikit memuncak. Ia tak bisa di angap remeh oleh orang lain.

"Tantangin balik, sabtu malem tunggu di tempat biasa!"

Kini Juna yang menepuk lengan sahabat di sampingnya, "Ga, ada Laras!"

Arga tak peduli, harga diri nya lebih penting untuk saat ini.

Belum selesai mereka membicarakan masalah tersebut, laki-laki yang disebut-sebut sebelumnya muncul dengan genk nya.

Sengaja menarik gas keras yang menimbulkan suara begitu kencang. Yang membuat Arga dan teman-temannya segera menoleh.

"Oh ini dia jagoannya, ku kira udah pensiun. HAHAHA"

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang