XXXIII. Hangat

32 12 8
                                    

.

.

.

Happy Reading^^

Wanita paruh baya itu sudah berjongkok di samping pemakaman sang suami bersama ketiga anaknya. Benar, akhirnya mereka mengunjungi Bapak bersama.

Selesai mendoakan, Arga memilih tinggal lebih lama disini. Semua memahami dan meninggalkannya sendiri.

"Pak, selangkah lagi. Sebentar lagi Arga bisa ngebuktiin ke semua orang kalo Arga bisa!"

Arga menunduk, memutar semua kenangan bersama sang Ayah sebelum dinyatakan sakit.

"Pak janji ya, nanti Bapak liat dari atas. Arga akan usahain dapet piala, terus Arga bawa kesini. Nanti kita foto bareng sama piala pertama Arga hehe."

Air mata sudah menetes tanpa sadar, "Kenapa takdir kaya gini ya Pak? Saat Arga bisa mewujudkan mimpi Arga, tapi orang yang paling dukung Arga nggak bisa liat. Bapak malah pergi duluan. Arga nggak nyalahin takdir kok, cuma kenapa Tuhan nggak kasih kesempatan sekali aja supaya Bapak bisa liat Arga suskes."

"Pokoknya Arga janji, akan pulang setelah selesai pertandingan. Bapak tunggu Arga ya?" Arga mengusap wajahnya kasar dari sisa air matanya.

***

Arga pulang sendiri, karena keluarganya sudah lebih dulu kembali. Ia memasuki rumah yang sepertinya ada orang lain didalam.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam." Seseorang menyahuti tanpa menoleh karena terlalu serius dengan game di layar.

Arga duduk di sofa sedangkan orang tersebut duduk di atas karpet, masih seru dengan game yang hampir mencapai finish.

Arga-pun diam saja melihatnya.

"AHH sial," Hanan berteriak dan menyender di sofa, lalu tak sengaja menyenggol lutut Arga yang sedari tadi hanya diam.

"Sorr- Waaaaa!!!"

Arga juga berjengit terkejut dengan suara teriakan Hanan, ia menepuk keras bahu Hanan. "Jangan ngagetin dong!"

"Argaaa! Kapan balik?" Hanan tak memperdulikan protes Arga.

"Aku kira mas Aby tadi."

"Gimana-gimana disana?"

"Aku cerita nanti aja lah ya, bareng anak-anak biar gak ngulang-ngulang cerita." Namanya juga Arga, irit ngomong nya tetap ada.

Hanan agak kesal, tapi ya sudah tidak apa-apa. Sudah lama juga mereka tidak berkumpul komplit.

-

Arga meraih ponsel nya di kantung, ia mencari nama Laras disana.

"Masih inget sama aku?" itu adalah kalimat yang pertama kali keluar dari mulut kekasihnya.

Jelas saja Laras kesal, pertama, dia tidak diberitahu jika Arga akan pulang. Ya meskipun semua juga tidak tahu. Kedua, sampai detik ini Arga baru menghubunginya. Sampai Laras harus tahu bahwa kekasihnya kembali ke Jogja dari kakaknya yang tak sengaja melihat Arga keluar tadi pagi.

Laras juga sengaja tidak menghubungi Arga sampai kekasihnya sendiri yang akan mencari-nya.

Namanya juga wanita, ada gengsi yang besar. Padahal rasa rindunya sudah di ujung tanduk.

"Kok kamu gitu ngomongnya?"

Laras memajukkan bibirnya, meskipun Arga juga tak melihat. Tapi Laras betul-betul kesal.

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang