.
.
.
.
Happy Reading^^
Banyak yang mengatakan, jika cinta memang tak harus memiliki. Benar. Hanya saja laki-laki ini masih sangat merasa bersalah dengan apa yang telah ia perbuat. Setidaknya beri ia kesempatan untuk menjelaskan semua, agar hati dan pikirannya tenang.
Sudah satu bulan terhitung sejak kepergian Fani dari hidupnya, benar-benar tak ada kabar yang ia dapat. Tak satupun.
"Lemes banget, belom dikabarin ayang ya?" Pria itu tertawa,
"Jar, diem atau aku lempar sepatu?"
"Duh ngeri, udah lah By. Jodoh gak kemana kok."
Aby diam, menarik nafas rakus dan menghembuskan perlahan. Benar memang, Aby percaya akan pepatah itu. Namun bukan itu yang ia khawatirkan.
"Aku cuma pengen jelasin semua aja Jar, ke dia. Aku gak pengen dia salah paham kelamaan."
Jarvin mengambil kursi dan duduk disamping Aby, mensejajari temannya. "Kenapa baru sekarang?"
Aby menoleh ke lawan bicaranya, "Kan udah pernah aku jelasin, aku cuma nunggu waktu yang tepat."
"Hah Aby, Aby. Atau kamu mau susul kesana?"
"Tenang ini bukan ambil jatah cuti-mu kok, ini hadiah dari aku haha." Jarvin tertawa dengan ucapannya sendiri, hadiah macam apa ini? Menurutnya.
***
Tanpa sepengetahuan orang lain, sudah beberapa kali Arga mulai aktif lagi dengan dunia balap liarnya. Ia bukan hanya sekedar bersenang-senang saja, ada tujuan lain dibalik itu. Ya tentu saja uang, ia tahu betul biaya kuliah dan kos nya tidak murah. Belum lagi kebutuhan lainnya.
Mengandalkan gaji mas Aby dan hasil jualan Ibu itu tak cukup, apalagi sebentar lagi Enda juga akan lulus dari sekolahnya dan masuk perguruan tinggi. Tentu biaya yang akan dikeluarkan semakin besar.
Arga mendapat tawaran dari kawannya terdahulu, kawan tongkrongan semasa masih aktif dengan balap liar. Sempat Arga berfikir, apakah ia harus kembali atau tidak? Tapi hadiah yang ditawarkan lumayan besar untuk ukuran dirinya yang masih amatir.
Setelah menimbang beberapa hari, ia-pun menyetujui ajakan tersebut. Arga mempersiapkan dirinya kembali. Ia menyiapkan semuanya sendiri, bahkan Melki juga tak tahu tentang hal ini. Arga sudah sangat yakin jika ia membicarakan hal ini dengan sahabat-sahabatnya pasti akan mendapat tentangan.
Sebelum ia berangkat ke tempat yang sudah diberitahukan, ia menyempatkan untuk menghubungi kekasihnya.
Betul, setelah kejadian sebulan lalu. Mereka telah berbaikan, memang sangat mudah membujuk Laras. Apalagi jika yang membujuk adalah Arga. Maklum bucin.
"Ras, aku mau main ya sama temen-temen."
"Ya udah main aja, pake izin segala."
"Ya takutnya kamu nyariin aku, karena gak bales pesan kamu."
"Apa sih biasa aja tuh, yaudah sana. Hati-hati."
Sambungan terputus setelah salam diucapkan keduanya.
Arga bergegas untuk berangkat, ia juga tak lupa untuk memeriksa keadaan sekitar. Untuk memastikan Melki tak melihatnya pergi malam-malam begini.
Saat dirasa aman, ia segera mengelurkan motornya dari pagar. Sengaja menyalakan mesinnya agak jauh dari kosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lose You || Lucas Wong✅
FanfictionArga, kehilangan 'rumah' nya.. Saat sang Ayah harus meninggalkan mereka semua karena sakit yang di derita sejak lama. Ia kehilangan orang yang paling dekat dengannya, orang yang paling mengerti tentang dirinya. Arga begitu kalut, membayangkan hidup...