XXVI. Putus?

39 13 19
                                    

.

.

.
Happy Reading^^

Cuaca tak begitu bersahabat, deru angin dan hujan masih setia hadir membasahi bumi.

Sudah lebih dari satu jam yang lalu, hujan tak kunjung reda. Rencana yang semua telah disusun apik, mungkin saja akan gagal.

Lelaki jangkung itu menghadap jendela di kamarnya. Meraih ponsel dan mengetikkan sebuah pesan.

Tak lama seorang perempuan muncul dari jendela kamarnya yang tepat berada di seberang.

Arga: Kalo ujannya gak reda gimana?

Laras: Ya udah kita undur aja.

Arga: Nggak, ada yang harus aku omongin.

Laras: Ada apasih? Ngomong lewat chat aja kalo emang mendesak.

Arga terlihat gusar, berulang kali mengetikkan sesuatu lalu dihapus lagi. Sementara Laras hanya memperhatikan Arga dari tempatnya.

Ada rasa takut menghampirinya, setelah pacaran jarak jauh dan hanya bertemu seminggu sekali atau bahkan lebih dari seminggu.

Ia takut jika yang akan disampaikan Arga adalah hal yang paling sering ia pikirkan.

Laras: kamu jadi ngomong gak sih? Dari tadi kaya nya ngetik tapi gak dikirim-kirim. Kamu lagi buat proposal?

Arga yang membaca pesan tersebut semakin bingung, ia masih belum tahu bagaimana cara menyampaikan pada Laras perihal semua yang sudah ia lalui kemarin.

Namun tekad Arga sudah bulat, ia akan memberitahukan semuanya. 

Arga menekan icon telepon, lalu di seberang Laras segera mengangkatnya.

Arga menarik nafas sebelum benar-benar mengungkapkan. "Ras,"

Laras yang mendengar jelas tarikan nafas Arga semakin takut dengan hal buruk yang mungkin akan terjadi. "Tunggu! Kalo kamu mau menyampaikan hal buruk tentang hubungan kita, mending aku gak usah denger. Aku gak akan mau denger."

Arga terdiam, memang yang akan dikatakannya menyangkut hubungan keduanya.

"Kamu udah tau?"

"Jadi bener dugaanku?"

Keduanya memang terhubung melalui telepon, namun mereka bisa saling melihat wajah masing-masing melalui jendela kamar keduanya.

"Aku minta maaf Ras, gak bisa terbuka sama kamu selama ini." Arga memasang wajah pasrahnya, terlebih diseberang sana terlihat Laras yang juga bak tertusuk pisau tajam. Hatinya sakit sekali.

"Ga, udah ya. Jangan hubungin aku dulu." Laras segera mematikan sambungan terlebih dulu.

Arga semakin bingung, kenapa jadi begini? pikirnya.

***

Ujian telah berlalu, untuk kelas XII sedang menikmati waktu santai pasca mengikuti serangkaian ujian nasional.

Enda sedang bersantai diteras rumahnya, menikmati senja yang diiringi hujan cukup deras. 

"Idih anak senja lagi ngopi nih."

Mereka datang, Enda sudah hafal betul siapa pemilik suara tersebut. 

Kedua orang yang baru saja datang menggunakan jas hujan satu untuk berdua. Yang satu menggunakan celananya, yang membawa motor menggunakan bagian atasnya.

"Hah double attack ini namanya." Menurut Enda, satu saja dari mereka datang sudah bikin pusing. Apalagi sepaket, kakak-beradik ini datang bersamaan? Enda tak sanggup membayangkan.

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang