Epilog

94 7 0
                                    

.

.

.

Happy Reading^^

Desember, 2019.

Suasana riuh menghiasi ruangan ini,

Ruangan yang memang khusus di sewakan untuk acara atau kepentingan umum lainnya kini dipenuhi para undangan.

Aby dan Fani, mereka tengah di pajang untuk menjadi raja dan ratu sehari.

Benar, keduanya akhirnya melangsungkan pernikahan setelah mengundur acara lamaran mereka tahun lalu. Setelah mendapatkan tanggal yang pas sesuai dengan hitung-hitungan yang biasa dilakukan orang jawa pada umumnya. Mereka-pun melaksana pernikahan yang sudah ditunggu-tunggu.

Para kerabat, saudara dan teman-teman hadir tumpah ruah disini.

"Wah By, congrats ya. Nggak nyangka saran ku dulu, bisa bikin kalian sampe ke tahap ini." Itu Jarvin, teman sekaligus bos Aby yang sampai sekarang masih menjadi bos-nya.

Jika dipikir memang benar ucapak Jarvin, tahun lalu ia memberikan saran untuk Aby. Yang beruntungnya itu membuahkan hasil. Setelah berbagai macam kesalah pahaman yang terjadi, akhirnya semua bisa terungkap dan berjalan dengan baik tentang Aby dan masalah asmara-nya.

"Iya nih, makasih banget aku sama kamu Jar! Kalo dulu nggak ikutin kata kamu, mungkin nggak akan ada hari ini." Aby sedikit menerawang kebelakang.

Mereka terlihat sangat bahagia, meskipun kebahagiaan itu masih kurang lengkap dengan tidak adanya adik kesayangannya yang sudah bahagia bersama Bapak disana.

Aby dan Fani menyalami para undangan yang hadir, menebar senyum dan kebahagiaan serta menerima banyak doa bahagia dari semua tamu yang datang.

Di sudut kanan Enda terlihat juga sedang mengajak teman-temannya berkeliling mengitari berbagai macam stand jajanan yang tersedia. Ini adalah kesempatan makan enak gratis, maka itu Enda mengundang juga teman-temannya ke perikahan kakaknya.

"Man, apa nggak kenyang? Dari tadi udah berapa mangkuk soto kamu makan?" Ucap Rasya yang heran melihat temannya tak henti mengunyah dan mengantri di setiap stand.

"Baru dua lho ini, kamu jangan sok malu-malu gitu. Ini mumpung gratis ya di makan aja!" Hilman terlihat tetap asik mengunyah.

"Ya mending malu-malu Man, daripada jadi malu-maluin kaya kamu gitu." Jaheer ikut menjawab ucapan Hilman.

Semua tertawa mendengar ucapan Jaheer, tak terkecuali Enda. Mereka semua bersyukur sudah dua bulan ini Enda mulai bisa bercanda dan tertawa lagi. Sejak kepergian Arga, mereka silih berganti terus mendatangi Enda dirumahnya. Agar anak itu bisa cepat ikhlas dan menerima, agar Enda bisa semangat lagi menjalani hidupnya. Mereka terus berusaha menghibur Enda di sela-sela kesibukan menjadi mahasiswa baru.

"Udah, makan sepuasnya. Nggak apa-apa, asal jangan serobot antrian. Nanti di julidin ibu-ibu." Ujar Enda, yang menggunakan pakaian adat jawa tengah karena menyesuaikan tema pernikahan kakaknya.

"Nah tuh! Dengerin! Yang punya hajat juga selow, ayo Tara ambil. Jangan sok malu-malu kaya dia tuh." Hilman menyindir dan menunjuk ke arah Rasya dengan dagu nya.

"Sabar.. untung lagi di hajatan. Kalo nggak wes tak kemplang raimu Man!"

Nanda tak ikutan, ia diam saja seraya mengambil sepiring buah-buahan untuk di lahap kembali. Begitulah pertemanan mereka, yang minus para wanitanya.

Dengar-dengar Enda dan Yunita sudah lama tak berkomunikasi karena kesibukan masing-masing.

-

Di sudut lain, tampak segerombol anak muda yang sudah tak asing untuk keluarga mereka. Bisa dilihat dari yang tinggi itu, Hanan datang bersama kekasihnya yang bukan pertama kali ia kenalkan pada geng nya itu.

Ada Melki juga yang hadir bersama Shania, dan Juna yang tadi pagi menjemput Laras untuk datang bersama.

Karena memang hanya Juna yang tak memiliki kekasih, maka Laras-pun tak takut jika suatu saat akan ada seseorang yang melabrakya karena jalan bersama pacarnya.

Mereka asik mengobrol, karena bisa dibilang juga mereka sudah jarang berkumpul lengkap begini. Kesibukan yang mereka jalani dan tugas-tugas yang begitu banyak membuat mereka sering kali menggagalkan janji temunya.

"Aku heran, kok kamu betah Za sama si Hanan?" Celetuk Juna saat Hanan terus saja menggandeng tangan kekasihnya.

"Weh sembarangan kamu, emang aku kenapa?"

"Ya gimana ya, udah sayang mah buta aja sama kelakuan absurdnya. Meskipun sering kesel juga sih." Tak disangka jawaban Zahira akan seperti itu.

Mereka tertawa, sepertinya cewe ini memang yang bisa mengimbangin kelakuan aneh Hanan. Pantas saja mereka cocok dan bertahan hampir dua tahun ini.

"Ih sayang, nggak apa-apa aku bikin kesel. Yang penting kamu sayang sama aku." Ujar Hanan yang sekarang sedang bergelayut ditangan Zahira.

Melki tertawa, tapi Juna terlihat bergidik menyaksikan kelakuan aneh lainnya yang Hanan lakukan saat ini.

"Mending gini gak sih yang? Dari pada mendem-mendem perasaan?"

Suasana mendadak sunyi diantara mereka, wajah Juna terlihat berubah memerah.
Tak berbeda jauh, Laras terlihat diam dan tubuhnya mendadak kaku seketika.

"Ras, Za, temenin aku kesana yuk ambil zuppa soup." Untung saja ada Shania yang dengan cekatan menarik tangan kedua wanita dihadapannya agar terhindar dari kecanggungan itu

Setelah mereka berlalu, Juna membuka suara. "Nan jangan gitu! Aku nggak enak sama Laras."

Hanan sepertinya tak terima, "Gitu gimana? Aku gemes liat kamu Jun, selalu denial sama perasaan kamu sendiri."

"Siapa yang denial sih?"

Hanan dan Melki menatap terkejut kearah Juna.

"Jadi.. udah nggak ngelak lagi sekarang?" Melki memastikan ucapan Juna.

Juna terdiam, ia juga masih tak mengerti tentang perasaannya dengan Laras yang setahun terakhir sering bersama.

"Aku.. Aku nggak tau!"

.

.

.

.

-End-

Start 22 September 2021
End 14 Oktober 2022

Finally, aku menyelesaikan work ini. Tiga puluh lebih part, dalam setahun haha lama banget ya ges ya. Tapi bersyukur bisa terselesaikan juga akhirnya.

Terimakasih ya semuanya, yang udah baca komen dan kasih vote. Even sedikittt, tapi itu bener-bener bikin mood aku naik untuk selalu melanjutkan cerita ini.

Akan ada sequel dari work ini, tungguin juga ya!!!! *bow
💕

Sebelum aku buat sequel nya, kalian bisa baca juga work aku yang lain atau yang baru aku publish.

Sebelum aku buat sequel nya, kalian bisa baca juga work aku yang lain atau yang baru aku publish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalin jejak yaa..
Thankyou🫶

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang