XIX. Mungkinkah?

63 19 30
                                    

.

.

.

.
Happy Reading^^

Pernah dengar filosofi sepatu? Ada berbagai macam filosofi dari sepatu. Namun satu yang harus diketahui, Carilah sepatu yang membuatmu nyaman ketika dipakai. Bukan malah menyakiti atau melukai kakimu.

Karena sepatulah yang akan menemani setiap langkahmu, setiap perjalananmu. Maka dari itu, kamu harus mencari sepatu yang benar-benar pas, cocok dan membuat nyaman.

Seperti wanita ini, sudah seminggu lamanya ia bingung sendiri memikirkan akankah harus melanjutkan kisahnya dengan sang pria. Atau menyudahi segala nya?

Karena jika ingin memulai suatu hubungan dan salah satunya masih dibayangi masa lalu, itu akan sulit.

Aby, merasa semua nya baik-baik saja. Ia tak menyadari jika sikapnya sudah melukai pikiran Fani.

Seperti tergantung di tepi jurang, jika jatuh akan sakit minta ampun. Dan jika ditarik keatas akan banyak batu yang menghadang.

Aby pun tak menyadari perubahan sikap Fani, karena pria itu bukan seseorang yang peka. Atau mungkin memang pikirannya sudah terbagi?

Bukan hanya pada Fani, ada seseorang lainnya yang masih menghuni hati kecilnya.

Sangat kecil, namun tetap membawa pengaruh pada hubungannya dengan yang baru.

"Fan, nanti malem ada acara?" Fani yang sedang serius dengan pekerjaanya, terinterupsi oleh pria yang ada di sampingnya saat ini.

Ia tak langsung menjawab, ada jeda cukup lama. Jujur Fani ingin menghilangkan perasaannya terhadap Aby.

Namun jika masih seperti ini apa dia bisa?

"Fan? Kok malah bengong? Kamu sakit?" Aby menempelkan punggung tangannya ke dahi Fani. Wanita mana yang tak salah tingkah bila diperlakukan seperti itu dengan pria yang disukainya?

"Gak apa-apa kok mas, aku sehat."

Hati nya saja yang sakit, Fani ingin mengucap seperti itu. Namun tak sampai hati mengucapkannya.

"Jadi? Bisa di ajak jalan gak?"

Fani mengangguk, menurutnya mungkin ini hanya pikiran buruknya sendiri terhadap Aby. Buktinya Aby masih sama seperti biasanya terhdapa dirinya.

***

Lelaki jangkung itu masih sibuk dengan berbagai tugas kelompok bersama teman-temannya. Ada sekitar empat orang disana, dua perempuan dan dua laki-laki.

Lelaki itu sangat serius dengan apa yang menjadi tugasnya, ia ingin segera pulang. Arga tidak suka terlalu lama berada diluar. Ia lebih nyaman berdiam diri di kamar. Menikmati kasurnya yang empuk dan menonton film apa saja.

"Ga, buru-buru amat?" Tanya Anton, yang tepat berada di sebelahnya.

"Iya, biar cepet selesai kan? Emang kamu mau lama-lama disini?"

"Ya gak sih, tapi gimana kalo setelah ini kita pergi nonton? Lagi ada film bagus nih."

Semua yang ada disana setuju, kecuali Arga tentunya.

Lose You || Lucas Wong✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang