Rrrringgg...Rrriinggg... suara telepon rumah Kato berbunyi. Dalam hati Cita sudah menerka bahwa ajakan kencan selama liburan dengan beberapa wanita yang tinggal di kompleks mansion pak Besar pun akan dimulai segera. Rumah pak Besar terletak di kompleks perumahan mewah. Sebagian besar anak-anak yang tinggal di perumahan ini biasanya bersekolah di luar kota, walaupun ada beberapa yang sekolah di 3V dan Teratai. Liburan musim dingin adalah liburan umum yang dirayakan secara nasional. Karena sangkaannya, ia kaget ketika Kato memanggil namanya, "Cit, temen lo tuh!"
Cita tak bisa menyembunyikan rasa senangnya ketika mengambil telepon dari tangan Kato. "Huuu, senengnyaaa yang mau ketemu cowoknyaa!" ejek Kato.
"Enak aja! Sana jauh-jauh!" ia mendorong Kato yang ngotot mau duduk nguping pembicaraan Cita di telepon. Tapi melihat Kato yang gak bergeming dari tempat duduknya, Cita gak memaksa.
"Allow?"
"Vit, boleh gak kesini?"
"Ini Aziz?"
"Iyaa siapa lagi?"
"Ooh.." untuk detik pertama Cita kecewa karena gak mendengar suara CP, tapi kemudian ia senang bisa mendengar suara ceria Aziz kembali.
"Boleh gak? Boleh gak?" suara Aziz yang penasaran mencerahkan muka Cita.
"Siapa sih? Siapa sih? CP ya?" Kato masih menempelkan kupingnya ke gagang telepon Cita. Di kebebasan rumahnya dan tanpa tatapan teman-temannya, Kato memang jauh lebih akrab dengan Cita.
"Iiihhh! Sanaan kek! Privacy please!" Cita berlari dari Kato tanpa bisa menjawab pertanyaan Aziz. Di line yang berlawanan Aziz hanya mendengar suara gedubrakan dan tawa.
"Vit? Boleh gakkk??"
"Iya! Adduh! Iya, Jis boleh. Bentar ya, ada orang minta digebukin dulu. Bentar lagi deh gue telepon. Gue lupa kemaren minta nomor telepon rumahnya CP. Jadi yang ada di caller ID ini kan nomornya?"
"Sini gue yang ngomong. Kato kan tuh?"
"Iya, ya udah. To, nih Aziz mau ngomong."
Dan untuk beberapa lama Kato dan Aziz membicarakan musik dan Kato berjanji untuk menonton konser Aziz dan anak-anak 3V di acara thanksgiving walikota. Kemudian..."Cit, nih CP mau ngomong ama lo."
Cita merasa semangat yang berbeda di hatinya. "Hallo?"
"Cita, udah boleh nginep kesini?"
"Iya, tapi sesudah thanksgiving. Kata Kato, Harlan ama Dani bakal nginep sini juga sesudah thanksgiving, jadi jemput aku sebelum mereka datang ya, Pe'?"
"Oke. Bu Besar mau ngomong sama nyokap gue?"
"Iya, boleh. Bentar ya gue tanya ama ibu dulu."
Tak berapa lama suara renyah bu Besar terdengar di telepon, bertukar pengalaman dengan ibunda CP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama Di Lian
AdventureCerita ini mengenai kehidupan Cita, yang menjadi yatim piatu di umur 13 tahun ketika ia menyaksikan ayahnya dibunuh di depan matanya. Ia diangkat dan disembunyikan oleh kepala sekolah sebuah asrama di kota Lian. Asrama ini adalah sekolah khusus laki...