📚 Part 6 : Ketidakpercayaan Liam

1.4K 470 120
                                    

Haloooooo!!!

Gimana rasanya digantung seminggu? 😆

Semoga aja kalian enggak lelah nunggu cerita ini up. Karena aku aja enggak pernah lelah buat nunggu vote dan komen kalian 🤭😂

So, vote dan komennya jangan lupa, ya. Apalagi kalau sampai pura-pura lupa 💔😞

Tapi sebelum lanjut, aku mau lebih kenal nih sama readers Kutu Buku. Kalian pasti udah tahu dong nama aku siapa, yang enggak tahu keterlaluan, loh 😩💔

Tulis nama lengkap dan umur kalian di sini, ya 📖🖋️

Dan tanpa nunggu lama lagi, yuk langsung baca aja kelanjutannya!!!

📚 SELAMAT MEMBACA📚

"Nggak akan ada orang yang bener-bener tau siapa kita sebenarnya, kecuali diri kita sendiri."

—••*••—

Gadis berambut sebahu yang kerap kali merundung Syakila ternyata adalah gadis yang dikenal oleh Liam. Gadis itu bernama Sarah, mereka saling mengenal setelah Alexa pindah sekolah di semester kemarin.

Dia juga merupakan gadis yang Liam taksir dan setahu cowok itu, Sarah bukan hanya cantik tapi juga baik dan merupakan gadis yang ceria. Namun pada kenyataannya, apa yang Liam lihat hari ini justru kebalikan dari apa yang dia tahu.

Liam mengusap wajahnya dengan kedua tangan, ekspresi wajahnya juga masih menunjukkan ketidakpercayaan. Ternyata gadis yang pernah Liam taksir adalah gadis yang benar-benar jauh dari bayangannya.

"Jujur aja gue masih nggak nyangka kalau dia kayak gitu," kata Liam dengan pandangan lurus ke depan.

Alexa dan Devrin hanya bisa saling memandang setelah mendengar cerita Liam tentang Sarah. Mereka juga tidak berkomentar apa-apa, Alexa hanya mengusap punggung Liam untuk menenangkannya sedangkan Devrin hanya diam sambil bersandar di sandaran kursinya.

Saat ini mereka berada di kantin, Syakila juga bersama mereka tapi saat ini gadis itu sedang mengantri untuk membeli minuman. Syakila juga sudah menceritakan kalau dirinya sudah lama dirundung oleh Sarah.

"Lo masih suka sama dia?" tanya Devrin sambil melipat tangannya di dada.

Bukan hanya Liam yang menatap Devrin, Alexa juga menatapnya dengan kening berkerut. Karena tidak biasanya Devrin mau tahu urusan orang lain, apalagi soal pribadi seperti ini.

"Nggak usah kepo," jawab Liam dengan ketus. Dia juga memberikan tatapan tajam pada Devrin.

Alexa melirik Liam dan Devrin bergantian dengan perasaan takut. Takut kalau mereka akan berkelahi di kantin dan membuat kerusuhan. Apalagi saat ini mereka saling menatap dengan ekspresi menyeramkan.

"Ini minumannya," ujar Syakila sambil meletakkan nampan berisi empat gelas jus jeruk di atas meja.

Alexa mengembuskan napas lega karena Syakila datang disaat yang tepat. Gadis itu lalu duduk di hadapan Alexa sambil tersenyum.

"Katanya lo nggak bawa uang banyak," ujar Alexa sambil menatap Syakila.

"Kalau cuma buat traktir minuman gue ada, kok. Lagian kapan lagi gue bisa traktir seorang Alexa," jawab Syakila sambil tersenyum senang.

KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang