📚 Part 13 : Larangan adalah perintah

1K 337 41
                                    

Halooooo!!!

Gimana weekend kalian? Seru enggak, nih? Atau malah membosankan?

Dari pada bosan mau ngapain, mending baca keseruan Alexa dan teman-temannya, yuk!

Sebelum baca jangan lupa untuk vote dulu, ya. Jangan lupa juga buat kasih komennya selama kalian baca 😋

Kalau gitu, yuk, langsung baca aja!!!

📚 SELAMAT MEMBACA 📚

"Sebagian besar orang pasti enggan melakukan apa yang disuruh. Sebaliknya, mereka justru akan melakukan apa yang dilarang."

—••*••—

Alexa berjalan mondar-mandir di dalam kamar saat ada banyak hal yang mengganggu pikirannya. Ternyata Liam yang merasa tidak asing dengan Barra bukan hanya sekadar perasaannya saja. Dia memang pernah bertemu dengan cowok itu, bahkan Alexa juga pernah bertemu dengannya.

Kejadian itu sudah lama terjadi, tepatnya saat hari pertama Alexa kembali ke Altair High School. Pantas saja jika Alexa lupa dengan kejadian itu.

"Al?"

Lamunan Alexa seketika buyar saat Jasmine tiba-tiba memanggil sambil membuka pintu kamarnya.

"Iya, Mah?" tanya Alexa seraya menatap Mamahnya.

"Makan malam dulu, yuk. Papah udah nunggu di meja makan."

"Iya, ayo." Alexa lantas menghampiri Mamahnya lalu mereka pergi menuju meja makan.

Selama makan malam berlangsung, Alexa lebih banyak diam. Bahkan makanannya pun terlihat masih banyak di atas piring, padahal orang tuanya sudah hampir selesai.

"Kamu kenapa, Al?" tanya Rey yang langsung membuyarkan lamunan Alexa.

"Nggak apa-apa," jawab Alexa. "Cuma lagi mikirin tugas sekolah aja."

"Jangan bohong, pasti kamu mikirin yang lain, kan?" tanya Jasmine sambil menatap Alexa dengan curiga.

Alexa memilih untuk tidak menjawab karena tebakan mamahnya memang benar. Melihat hal itu, Jasmine menghela napasnya. Dia sudah mulai jengkel dengan sikap Alexa yang selalu menyembunyikan masalahnya.

"Al, Mamah sayang sama kamu. Jadi tolong kalau kamu emang ada masalah, kasih tau sama Mamah dan Papah. Jangan buat kami khawatir terus, Al," ujar Jasmine sambil menatap Alexa dengan tatapan memohon.

Kini Alexa menundukkan kepalanya, dia sama sekali tidak berani menatap Jasmine yang mulai kesal. Rey yang melihat itu hanya bisa menghela napas, terkadang dia juga dibuat bingung dengan sikap putrinya itu.

"Papah tau kamu udah besar, udah tau mana yang  benar dan salah. Papah juga yakin kamu pasti bisa menyelesaikan masalah kamu sendiri," ujar Rey membuat Alexa menatapnya. "Cuma satu pesan Papah, Al. Kalau kamu udah nggak bisa menyelesaikan masalah kamu dan kamu butuh bantuan, jangan malu buat minta tolong sama siapapun. Termasuk kami, kami pasti bakal bantu kamu."

"Pah, Alexa memang udah besar tapi —"

"Tapi apa?" tanya Rey memotong ucapan istrinya. "Udah seharusnya kita percaya sama Alexa. Dia udah banyak menghadapi masalah dan dia selalu bisa melewatinya."

KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang