📚 Part 14 : Bertemu teman lama

1K 340 132
                                    

Halooooo!!!

Gimana rasanya digantung? Aku yakin pasti enggak enak, ya. Mana lama lagi up nya 😌

Makanya karena ada beberapa alasan juga, aku ganti aja jadwal up nya, ya.

Mulai sekarang Kutu Buku 2 bakal up setiap hari Sabtu, Senin, Rabu, dan Jum'at. Atau mau setiap hari?

Kayaknya 4 kali up dalam seminggu udah cukup kali, ya. Soalnya kalau udah selesai nulis, aku juga harus cek lagi. Takutnya ada banyak typo yang bertebaran.

Jadi jangan lupa buat terus ikuti keseruannya, ya. Vote dan komen sebanyak-banyaknya, biar aku makin semangat juga nulisnya 😉

Oke deh, yuk langsung baca aja kelanjutannya!!!

📚 SELAMAT MEMBACA 📚

"Ada dua kenangan yang pasti akan selalu diingat oleh manusia, yaitu kenangan yang benar-benar membahagiakan dan kenangan yang benar-benar menyakitkan."

—••*••—

Tidak ada yang bisa Alexa lakukan saat Devrin dan Liam akan mulai bertarung. Entah apa yang akan terjadi setelah ini, Alexa benar-benar tidak ingin tahu.

Liam menyeringai saat Devrin sudah berada di hadapannya. Sedangkan Devrin tampak memasang ekspresi datar. Lalu keduanya saling membungkukkan badan, setelah itu Liam langsung memasang kuda-kuda. Sebaliknya, Devrin masih berdiri tegak sambil terus menatap Liam.

"Kalian harus perhatikan gerakannya, ya. Karena nanti kalian harus coba sendiri," ujar Liam pada adik-adik kelasnya.

"Siap, Kak!" teriak mereka serempak.

Mereka terlihat tidak sabar untuk menyaksikan pertarungan ini. Beberapa dari mereka bahkan saling berbisik-bisik dan bertaruh siapa yang akan menang dan kalah.

"Kalau lo takut, masih ada kesempatan buat lo mundur," ujar Liam sambil tersenyum meremehkan.

Devrin mengembuskan napasnya lalu melirik Alexa yang masih memasang ekspresi khawatir. "Gue bisa saja kalahin lo, bikin lo babak belur, tapi sayangnya gue udah bilang sama Alexa kalau sahabat baiknya bakal aman."

Liam berdecak. "Jangan jadiin Alexa sebagai alasan!"

Devrin kembali menatap Liam dan tanpa aba-aba, Liam sudah mulai menyerang Devrin dengan pukulan yang bertubi-tubi. Alexa yang melihat hal itu langsung menutupi kedua matanya dengan tangan. Sebaliknya, orang-orang yang duduk melingkar malah bersorak-sorai.

Alexa bukannya takut melihat orang berkelahi, dia hanya khawatir karena yang bertarung kali ini adalah kedua sahabatnya. Namun karena penasaran dengan apa yang terjadi, Alexa mulai menurunkan tangan yang menutupi kedua matanya.

Sekarang Alexa malah dibuat terkejut saat Liam dan Devrin saling memukul dan menangkis serangan yang mereka terima. Pertarungan terlihat sengit, karena Liam yang tadi ingin memberi contoh bagaimana cara mengalahkan lawan, justru tidak mampu mengalahkan Devrin.

Begitu juga dengan Devrin, dia masih belum bisa mengalahkan Liam yang terus melayangkan pukulan dan sesekali berusaha menendangnya. Sedangkan orang-orang yang duduk melingkar semakin bersorak-sorai dengan penuh semangat saat menyaksikan pertarungan di depan mereka.

KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang