Halo, apa kabarnya, nih?
Di part kali ini aku bakal bahas tentang Sarah. Terutama soal sikap dia yang waktu itu beda dari biasanya, sampai dia dikejar-kejar sama orang-orang bertudung itu.
Jadi, daripada kepo mending langsung baca aja, yuk!
Eh, vote dan komennya jangan ketinggalan, ya!!
📚 SELAMAT MEMBACA📚
"Apa yang kita tanam hari ini, itulah yang akan kita tuai dikemudian hari."
—••*••—
Setelah pulang sekolah Liam memutuskan pergi ke rumah sakit untuk menengok keadaan Sarah. Beruntung setelah menjalani operasi dan berhasil melewati masa kritis, perlahan keadaan Sarah mulai membaik. Sekarang dia hanya tinggal menjalani masa pemulihan di ruang rawat inap.
"Apa kalian nggak lapor polisi?" tanya Liam saat dia sedang mengobrol dengan orang tua Sarah di luar ruangan gadis itu.
"Mungkin kami akan melaporkannya, tapi untuk saat ini kami fokus dulu dengan kesembuhan Sarah," jawab Fathan.
"Apa kamu tau siapa orang yang celakain Sarah?" Dita bertanya.
Liam tidak segera menjawab, dia terlihat sedang menimbang-nimbang sesuatu. Lalu Liam menggelengkan kepalanya. Walaupun dia sudah mencurigai siapa pelakunya tapi Liam tidak bisa mengatakannya pada mereka.
"Tapi saya janji, saya akan cari tau siapa orang itu," jawab Liam sambil tersenyum meyakinkan.
"Makasih, ya," kata Dita seraya memegang tangan Liam. "Kalau nggak ada kamu, Tante nggak bisa bayangin gimana keadaan Sarah sekarang."
Liam hanya tersenyum, dia juga bersyukur karena saat itu ada di sana. Namun, sekarang dia jadi penasaran kenapa Sarah sampai bisa dikejar-kejar oleh dua orang bertudung itu.
"Mm... saya boleh ketemu Sarah?" tanya Liam.
"Ya, kamu masuk aja," jawab Fathan.
Tanpa menunggu lama lagi Liam segera masuk ke ruangan Sarah. Kedatangannya langsung disadari gadis itu, karena sekarang dia sedang menatap Liam sambil tersenyum.
Liam berjalan mendekati Sarah, kemudian duduk di kursi samping tempat tidurnya. Dia benar-benar senang karena keadaan Sarah mulai membaik.
Tiba-tiba saja Liam menaruh ponsel Sarah di atas nakas. Kening Sarah berkerut, dia tentu saja bertanya-tanya bagaimana ponselnya bisa ada pada Liam.
Sadar akan tatapan penuh tanya yang Sarah tunjukkan padanya. Liam lalu berkata, "Handphone lo nggak sengaja gue masukin ke saku waktu gue selesai ngabarin orang tua lo. Maaf, ya."
"Iya, nggak apa-apa," jawab Sarah yang suaranya masih terdengar lemah.
Lalu keduanya terdiam dalam pikiran masing-masing. Liam tidak tahu harus berkata apa, begitu juga dengan Sarah. Sebelumnya hubungan mereka tidak begitu baik. Makanya sekarang mereka terlihat begitu canggung.
"Gue seneng lo baik-baik aja," ujar Liam yang akhirnya bersuara.
"I-itu semua karena lo," jawab Sarah sambil tersenyum. "Makasih, ya."
Entah apa yang lucu, tapi Liam malah terkekeh kecil. "Makasih buat apa? Gue nggak lakuin apa-apa kok."
"Lo berhasil nolongin gue, Liam."
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]
Roman pour AdolescentsMasih ingat dengan ALEXA KIMBERLY? Mungkin beberapa dari kalian sudah mengenalnya sebagai siswi baru di Bellatrix High School. Namun, karena tugas Alexa sudah selesai maka dia pun memutuskan untuk kembali ke sekolah lamanya. Kembalinya Alexa ke seko...