📚 Part 25 : Rumah Tua

831 297 103
                                    

Halooooo!!!

Siapa aja yang nungguin Kutu Buku 2 up? Mau tahu, kan, gimana akhir dari cerita ini?

Makanya terus baca sampai selesai, ya. Jangan lupa juga mampir ke ceritaku yang lainnya juga 😉

Kalau gitu, kuy langsung baca aja!!!

📚 SELAMAT MEMBACA 📚

"Jangan meremehkan apalagi mengusik orang-orang yang terlihat lemah. Karena suatu hari nanti dia bisa jadi orang yang paling berbahaya buat lo."

—••*••—

Hanya karena Liam bosan berada di rumah, dia rela berhadapan dengan mamah Alexa yang sangat protektif dan entah bujukan macam apa yang Liam berikan sampai Devrin juga mau menurut saat Liam mengajaknya.

Karena jarak pasar malam dengan rumah Alexa tidak terlalu jauh, mereka memutuskan untuk jalan kaki saja. Mereka juga bisa menikmati suasana malam yang tenang sambil diterangi lampu-lampu jalan.

Selain itu, walaupun langit tampak gelap tapi karena dihiasi cahaya bulan sabit dan bintang-bintang yang berkelap-kelip membuat malam ini terasa indah. Alexa sungguh menikmatinya apalagi dia juga jarang keluar di malam hari.

"Gue mau deh liat bintang jatuh," ujar Alexa saat dia menatap langit.

Devrin yang berjalan di samping Alexa lantas menatap gadis itu. "Kenapa?"

"Kayaknya seru aja, apalagi kalau liatnya di alam terbuka. Sambil camping terus ada api unggun juga," ujar Alexa sambil membayangkan apa yang baru saja dia ucapkan. "Pasti seru banget, iya, kan?"

Alexa menoleh ke arah Devrin dan seketika pandangan mereka bertemu. Untuk beberapa saat mereka hanya diam sambil menatap satu sama lain. Namun detik berikutnya, mereka saling memalingkan wajah.

"Iya, kayaknya seru," ujar Devrin yang tidak tahu harus berkata apa karena jantungnya kini berdetak tidak karuan.

Alexa hanya menganggukkan kepalanya dan tidak berani menatap Devrin lagi. Entah kenapa tapi kecanggungan tiba-tiba saja terjadi di antara mereka. Lalu Liam yang sejak tadi berjalan di depan mereka tiba-tiba saja menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Alexa sambil menatap Liam dengan bingung.

Liam menatap Alexa dan Devrin bergantian dengan tatapan yang membuat kedua orang itu semakin bingung tapi juga penasaran. Liam lalu memberi isyarat pada mereka untuk mendekat.

"Liat rumah tua itu?" ujar Liam dengan nada berbisik. Dia juga menatap ke arah rumah tua yang terlihat menyeramkan.

Dengan ragu Alexa dan Devrin menatap ke arah rumah yang dimaksud Liam. Rumah itu berada cukup jauh dari jalan tempat mereka berada saat ini dan terhalang oleh pohon-pohon yang ada di sekitar jalan.

Namun karena rumah itu bertingkat dua, jadi masih bisa terlihat dari jarak tertentu. Rumah itu juga jauh dari pemukiman penduduk dan sudah tidak berpenghuni serta tidak terawat selama bertahun-tahun.

"Rumah itu angker?" tanya Devrin dengan santainya.

Liam menganggukkan kepalanya. "Iya, rumah itu angker karena di sana terjadi pembunuhan yang menewaskan enam orang termasuk pemilik rumah itu sendiri. Kalian tau ceritanya?"

KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang