Holaaaa guysss!!!
Apa kabarnya? Sehat-sehat terus, ya 🤗✨
Di part kali ini bakal ada satu rahasia yang dibongkar. Rahasia apa itu?
Seperti biasa sebelum baca vote dan komen dulu dong! Kalau udah, kuy langsung baca aja!!
📚 SELAMAT MEMBACA 📚
"Kebaikan seseorang akan terus diingat sampai kapanpun kalau orang yang lo tolong adalah orang yang tepat."
—••*••—
Beberapa kali Devrin terlihat melirik ke arah jam yang tertempel di dinding kamarnya. Lima belas menit lagi pukul tujuh malam dan Devrin masih belum memutuskan untuk pergi ke taman dekat danau atau tidak.
Devrin takut kalau itu cuma akal-akalan Liam saja tapi saat dia ingat ancaman Liam, rasanya tidak mungkin kalau Liam mengerjainya. Devrin berdecak sebal saat masih belum bisa memutuskan untuk pergi atau tidak.
Sekali lagi dia melirik ke arah jam yang sebentar lagi akan menunjukkan pukul tujuh malam. Lalu tiba-tiba saja dia beranjak dari tempat tidurnya dan menyambar jaket yang tergantung di dinding, kemudian keluar dari kamarnya.
Devrin akhirnya memutuskan untuk pergi ke sana dan kalau Liam memang mengerjainya, dia tidak akan membiarkan cowok itu lolos dengan mudah.
"Mau ke mana, Dev?"
Seketika langkah Devrin terhenti saat mendengar suara papahnya yang baru pulang kerja. Karena tergesa-gesa dia sampai tidak menyadari kedatangan papahnya.
"Mau keluar sebentar," jawab Devrin.
"Lama nggak? Kalau lama mending kita makan malam dulu," tanya Jerry sambil menunjukkan kantong kresek berisi makanan yang dia bawa.
"Papah makan duluan aja, Devrin tadi udah makan kok."
Jerry menganggukkan kepalanya. "Ya udah, jangan pulang terlalu malem."
"Iya, Devrin pergi dulu," pamit Devrin lalu pergi keluar dari rumah.
°°°°
Tidak butuh waktu lama bagi Devrin untuk sampai di taman dekat danau yang Liam katakan. Walau hari sudah gelap tapi cahaya lampu di sekitar taman membuat semuanya menjadi terang.
Devrin lantas duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Dia juga menatap ke arah langit yang dihiasi titik terang para bintang. Seketika ingatan Devrin kembali ke kejadian tahun lalu saat dia dan Alexa juga pernah melihat bintang-bintang itu.
Mereka juga bercerita soal cita-cita yang ingin mereka wujudkan. Devrin yang ingin menjadi seorang ahli astronomi dan Alexa yang ingin menjadi penulis dan menceritakan perjalanannya mengeksplor dunia.
Tiba-tiba saja Devrin tersenyum saat mengingat itu semua. Dia juga merindukan momen kebersamaan mereka dulu. Ya, dulu bukannya sekarang.
"Gue pikir lo nggak bakal dateng. Padahal gue udah siap buat hajar lo," ujar Liam membuat lamunan Devrin buyar.
Liam lalu duduk di samping Devrin. Sebenarnya dia lupa kalau malam ini harus datang ke taman. Liam juga sudah berniat untuk tidur lebih awal, tapi untung saja Liam tiba-tiba teringat dengan janjinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]
Novela JuvenilMasih ingat dengan ALEXA KIMBERLY? Mungkin beberapa dari kalian sudah mengenalnya sebagai siswi baru di Bellatrix High School. Namun, karena tugas Alexa sudah selesai maka dia pun memutuskan untuk kembali ke sekolah lamanya. Kembalinya Alexa ke seko...