Halooooo!!
Masih mau tahu kelanjutannya enggak, nih? Siapa aja yang masih setia nunggu?
Dari pertanyaan Devrin di part sebelumnya, kira-kira siapa yang bakal Alexa pilih?
Mau tahu, kan? Kalau gitu sebelum baca, jangan lupa vote dan komennya, ya 😉
📚 SELAMAT MEMBACA 📚
"Kita selalu dihadapkan oleh dua pilihan. Di mana kebijaksanaan diperlukan dan keegoisan harus disingkirkan."
—••*••—
"Lo pilih gue atau Liam?" tanya Devrin membuat Alexa membulatkan matanya.
"Ke-kenapa lo tanya itu?" Bukannya menjawab Alexa malah balik bertanya.
Alexa bukan hanya terkejut tapi dia juga bingung kenapa Devrin bertanya seperti itu. Namun Alexa menebak kalau perubahan sikap Devrin ada hubungannya dengan Liam.
"Jawab aja pertanyaan gue," balas Devrin dengan nada bicara yang dingin.
Alexa lalu menundukkan kepalanya. "Liam sahabat gue dan lo juga, Dev. Gue nggak bisa pilih salah satu dari kalian."
Mendengar hal itu Devrin menunjukkan seringainya. "Waktu itu lo bilang gue temen lo. Sekarang lo bilang gue sahabat lo. Nanti apa?"
Alexa kembali menatap Devrin dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada cowok itu. Namun Alexa benar-benar tidak suka dengan situasi seperti ini.
"Bisa gue lebih dari sekedar temen atau sahabat buat lo?" sambung Devrin yang kali ini menatap Alexa begitu lekat.
Alexa yang mendengar hal itu refleks menutup mulutnya sendiri. Dia tahu kalau Devrin menyukainya, bahkan cowok itu juga sempat mengutarakan perasaannya pada Alexa.
Namun waktu itu Alexa sudah menjawab pernyataan cinta Devrin. Dia pikir itu sudah cukup dan Devrin tidak akan mengungkitnya lagi, tapi ternyata Alexa salah. Jawabannya waktu itu tidak cukup buat Devrin.
Perlahan Alexa menurunkan tangan dari mulutnya. "Dev, waktu itu gue udah jawab, kan?"
"Ya," balas Devrin.
"Terus kenapa lo tanya lagi?"
Devrin terdiam sejenak. "Gue butuh kepastian."
"Kepastian apa?" tanya Alexa sambil mengerutkan keningnya.
Kedua tangan Devrin mengepal erat saat ada rasa sakit sekaligus kesal yang terasa sesak di dadanya. Bahkan rahangnya pun mengeras ketika rasa kesal itu semakin memuncak. Entah kepada siapa rasa kesal itu ditujukan, yang pasti perasaan Devrin saat ini benar-benar menyakitinya.
"Kalau alasan lo cuma karena prinsip, kita bisa lakuin itu sama-sama. Gue juga punya cita-cita, Al," ujar Devrin yang semakin tajam menatap Alexa.
Alexa kembali menundukkan kepalanya. "Ya, tapi gue juga punya alasan lain."
Devrin mengembuskan napas berat, lalu dia mencengkeram tangan Alexa dengan erat sampai gadis itu kembali menatapnya. Jujur saja Alexa sedikit takut melihat tatapan dan ekspresi Devrin yang menyeramkan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]
JugendliteraturMasih ingat dengan ALEXA KIMBERLY? Mungkin beberapa dari kalian sudah mengenalnya sebagai siswi baru di Bellatrix High School. Namun, karena tugas Alexa sudah selesai maka dia pun memutuskan untuk kembali ke sekolah lamanya. Kembalinya Alexa ke seko...