📚 Part 40 : Akhir dari semuanya

1.3K 300 32
                                    

Hai-hai halo!!

Akhirnya part terakhir udah up, nih. Maaf kemarin enggak bisa up karena kuotaku habis 🤧😭

Sebelum baca pastikan kalian udah vote, ya. Jangan lupa komennya juga.

Kalau mau tahu akhir dari Kutu Buku 2, yuk langsung baca aja!

📚 SELAMAT MEMBACA📚

"Orang hebat bukanlah orang yang hanya berani berbuat, tapi juga harus berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan."

-••*••-

"Kalau kalian mau Alexa selamat, kalian harus bantu gue buat nggak masuk penjara!" ancam Diandra.

"Jangan macem-macem lo!" Liam bukan hanya terkejut tapi juga kesal dengan apa yang Diandra lakukan.

Devrin bahkan sampai mengepalkan tangannya dengan erat. Terlihat jelas kalau dia begitu khawatir sekaligus berang dengan tindakan Diandra. Apalagi saat pisau itu begitu dekat dengan leher Alexa. Kalau sampai dia kenapa-napa, Devrin tidak akan membiarkan Diandra lolos dengan mudah.

"Jangan mendekat!" teriak Diandra saat Devrin hendak melangkahkan kakinya.

Devrin tentu tidak bisa diam terus dan membiarkan Alexa dalam kuasa Diandra. Namun dengan terpaksa dia mengurungkan niatnya ketika hendak menghampiri gadis itu.

Alexa yang tidak menduga kalau Diandra akan melakukan hal senekat itupun hanya bisa diam dan tidak berani menggerakkan tubuhnya. Tidak saat kedua tangannya dalam cengkeraman gadis itu dan pisau yang berada di lehernya.

"Ra, lo jangan nekat kayak gini dong," ujar Alika yang tidak tahu harus berbuat apa. Dia khawatir, sedih tapi juga takut.

Dengan kedua mata berkaca-kaca Diandra menatap ke arah teman-temannya. "Kalian nggak mau masuk penjara, kan?"

"Nggak ada yang mau masuk penjara, Ra," jawab Syakila sedikit terisak. "Tapi —"

"KALAU GITU KALIAN HARUS BANTU GUE!" teriak Diandra saat dia memotong ucapan Syakila.

Alexa tidak tahu pasti bagaimana perasaan Diandra saat ini. Namun, dia yakin kalau Diandra mengalami banyak ketakutan dan tekanan. Semua yang gadis itu dan teman-temannya alami memang tidaklah mudah. Apalagi saat hati, pikiran dan mental mereka diusik terus-menerus.

Niat ingin membalas apa yang mereka rasakan pada para perundung itu, justru menjadi bumerang untuk mereka sendiri. Mereka terjebak dalam pembalasan dendam yang tidak terlaksana dan malah membuat mereka dalam masalah yang lebih besar.

Liam mengacak-acak rambutnya saat dia mulai frustasi. Dia sangat berharap kalau Alexa akan melakukan sesuatu tapi gadis itu malah diam saja. Disaat itulah sebuah ide cemerlang terlintas di benak Liam.

Devrin yang melihat cowok itu tersenyum simpul langsung mengerutkan keningnya. Dia tentu bertanya-tanya apa yang akan dilakukan olehnya.

Liam meletakkan kedua tangannya di pinggang lalu menatap Diandra. "Oke, kami bakal bantu lo!"

Ucapan Liam langsung mendapat tatapan dari semua orang. Sedangkan Devrin yang tampaknya sudah tahu rencana cowok itu hanya bisa mendengus. Dia tentu saja ragu kalau rencananya akan berhasil.

KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang