📚 Part 2 : Teman lama

1.9K 581 94
                                    

Horeeeee!!!

Udah hari Sabtu aja lagi, nih! Itu artinya cerita Kutu Buku yang kedua akan hadir menemani kalian 🤩

Siapa aja yang udah nungguin? Mau tahu kelanjutannya, kan?

Tapi sebelum lanjut baca, pastikan kalian udah vote dulu, ya. Sambil baca jangan lupa juga buat komen dan ramein ceritanya 😉

Tanpa basa-basi lagi, yuk langsung baca aja!!

📚 SELAMAT MEMBACA 📚

"Sahabat yang baik bukan yang selalu membenarkan tapi mengingatkan mana yang benar dan salah."

—••*••—

"Silinder pejal memiliki massa sepuluh kilogram menggelinding tanpa selip pada bidang miring. Jari-jari silinder dua puluh sentimeter. Pada saat kecepatan silinder empat meter per sekon, besar energi kinetik total silinder adalah?"

Terdengar suara grasah-grusuh dari semua orang saat mereka mulai menghitung. Terutama suara gesekan pulpen dengan buku yang sekarang terdengar memenuhi seisi kelas.

Saat ini Bu Liza sedang menguji murid-muridnya untuk mengerjakan soal dengan cara membacakannya. Mereka harus mendengar, mengingat, menghitung dan menemukan jawaban yang tepat.

Alexa berulang kali mencorat-coret bukunya ketika dia salah menghitung, tapi dia kembali mencobanya lagi dan berusaha menemukan jawaban yang benar. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain, mereka terlihat sibuk menulis rumus dan menghitung angka demi angka.

Namun hanya Liam yang tampaknya tidak begitu serius. Dia sudah mencoba untuk mengerjakannya tapi saat dia mulai kebingungan, Liam langsung meletakkan pulpennya dan tidak mau mengerjakannya lagi.

Liam mengembuskan napas sambil menggaruk kepalanya. Lalu dia bersandar di sandaran kursi seraya menatap bukunya yang dipenuhi tulisan acak-acakan. Bahkan Liam sendiri bingung dengan apa yang dia tulis.

Tiba-tiba saja cowok itu tersenyum misterius lalu dia menggeser bangkunya agar lebih dekat dengan Alexa. Sesekali dia juga melihat ke arah bu Liza yang sedang berkeliling dan saat tidak ada yang memperhatikan Liam berusaha melihat pekerjaan gadis itu.

"Siapa yang sudah selesai?" tanya Bu Liza sambil menatap semua muridnya.

Liam buru-buru duduk dengan tegak dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Hampir saja dia tertangkap basah tapi untungnya kali ini Liam selamat.

"Belum ada yang selesai?" tanya Bu Liza lagi karena tidak ada satu pun dari muridnya yang mengangkat tangan.

Kebanyakan dari mereka memang belum selesai mengerjakannya. Alexa sendiri sebenarnya sudah selesai tapi dia sedikit ragu dengan jawabannya, karena itu dia memilih untuk memeriksanya kembali.

Namun, seorang cowok berpipi sedikit chubby terlihat berusaha mengangkat tangannya. Dia sudah selesai mengerjakannya tapi cowok itu terlihat ragu dan takut untuk mengangkat tangan.

Dia melirik sekilas ke arah teman-temannya lalu setelah mengembuskan napas, cowok itu langsung mengangkat tangannya.

Tok ... Tok ... Tok

Namun suara ketukan di pintu berhasil menarik perhatian Bu Liza sebelum dia melihat cowok itu mengangkat tangannya. Dengan cepat dia menurunkan tangannya kembali sambil menundukkan kepala.

KUTU BUKU 2 : Pembalasan Dendam [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang