🌻
"Oh God, what should I wear? What should I bring?" Dengan wajah ditempeli mask sheet, Jisoo berjalan menumpuk beberapa pakaiannya di depan layar ponsel yang bersandar dengan manis di salah satu kaki kasur, di mana di dalamnya ada Cam tengah melapisi kukunya dengan warna Ballet Slippers.
"Kim, relax and stop yelling," ujar Cam menenangkan. Kedua matanya memicing memeriksa beberapa pakaian di sana yang rencananya akan dibawa Jisoo ke Paris untuk penerbangan lusa pukul setengah tujuh malam.
"Aku panik. Sepertinya mantelku tidak cukup tebal untuk cuaca dingin di Paris! Should I buy a new one?" Jisoo dengan random menempelkan sebuah cargo pants berwarna merah bata di depan Cam. "Apa ini harus aku bawa juga?"
"Entahlah Kim, kau punya pacar yang tahu tentang fashion. Tanya padanya." Cam sama sekali tidak membantu.
Jisoo terduduk mencabut pakaian-pakaian yang ada dan melemparnya ke sembarang arah. "Aku punya pakaian sebanyak ini, tapi masih bingung mana yang akan kubawa. Mana semuanya murah..."
"Hei, hei, memangnya kenapa kalau pakaian-pakaian itu murah? Mereka sudah berjasa melindungi tubuhmu di masa-masa suram, Kim, berterimakasihlah." Cam menjentik-jentikkan jarinya dan baru sadar kalau cat kukunya masih basah. Lelaki itu menjerit.
"Cam, aku benar-benar gugup tidak tahu kenapa, tapi aku juga bersemangat... tentu saja." Jisoo mendesah berat. Ditatanya kembali rambutnya yang semula acak-acakan untuk digelung tinggi. "Kau yakin tidak ingin ikut?"
"Untuk apa aku jadi pengganggu 'bulan madu' kalian?" Cam tersenyum penuh arti di seberang sana sembari membenarkan blindfold bergambar unicorn yang serasi dengan piyamanya.
"Why? That would be great, Cam! Kau belum pernah ke Paris, 'kan?"
"Aku memang belum pernah ke sana, tapi bukan berarti aku ke sana bersamamu dan Mino juga! Dia akan mengira aku seseorang yang tidak bisa membaca situasi." Cam bersandar di headboard kasur. "Aku akan menghabiskan Natal dan Tahun Baru bersama Chad di sini saja. Di New York juga tak kalah hebat, kurasa. Berapa lama kalian di sana?"
"Tiga hari dua malam."
"Bukankah itu terlalu singkat untuk menikmati Paris?"
"Iya, pasti rasanya seperti mimpi saat tidur siang. Aku akan menikmati setiap detiknya dengan baik-baik dan akan mengambil banyak foto!"
"Manfaatkan waktumu di sana dengan baik. You know what to do." Cam menaik-naikkan alisnya.
Jisoo tertawa. "To do what?"
"You knooow...." Nada suara Cam melengking mencurigakan.
"Apa? Aku tidak tahu."
Cam menghela napas. "Ugh, aku tidak percaya kali ini kau tidak bisa sinkron denganku, Kim. Menyebalkan. Bawa lingerie-mu!"
"Cam, no!" Jisoo melotot dengan telunjuk teracung ke depan layar.
Cam tertawa di seberang sana. "Why not? Sedia payung, sebelum hujan."
Jisoo mengangkat bahu. "Kalau aku membawanya, itu seakan aku mengharapkannya!"
"Kau memang mengharapkannya."
"Tidak. Aku ingin jalan-jalan di Paris bersama Mino. Hanya itu."
"Hanya itu." Cam mengulang kata-kata Jisoo dengan nada meledek.
Jisoo menarik salah satu piyama lengan panjang berbahan silk dari tumpukan pakaian. "You know what? I think I'm gonna bring this with me!"
![](https://img.wattpad.com/cover/216373033-288-k954497.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Je t'aime à la Folie (ONGOING)
Fanfiction"So, where did you get this dress?" "Uh, its... it's from--" "Let me guess.... you stole it! °°° Kehidupan baru menanti Jisoo, wanita 22 tahun yang bermimpi menjadi artis, sejak ia nekat mencuri gaun dari Mino, seorang desainer yang baru membuka to...