Chapter 35 - Be Ready

128 24 40
                                        

🌻

"Mino-ya..." Jihoon sudah ingin menarik Mino, namun lelaki berambut pirang itu mengangkat satu tangannya. 

"Kau lihat dia merusak pakaianku?"

"Aku sudah jauh-jauh terbang dari Seoul ke sini dan kau seenaknya membatalkan semua?!" Terdengar Sungkyung mengamuk.  

"Ya, memang kenapa? Itu hakku," balas Mino sengit.

"Kau tahu ini sudah last minute, di mana lagi kita mencari model yang bisa berjalan untuk acaramu? Beri Sungkyung kesempatan..." Jihoon memelankan suaranya, "She's a little bit short of cash right now, please help her."

Mino mengeluarkan lembaran dolar dari dompetnya lantas mendekati Sungkyung yang masih mematung di tempat dengan wajah bingung. "Ini uang pesawatmu. Silakan keluar. Aku tidak mau berurusan denganmu lagi."

Dengan kilat mata penuh amarah, Sungkyung menyiramkan sisa wine di gelas ke wajah Mino lalu membanting gelas yang sudah kosong ke lantai. Dengan gusar, direbutnya uang di tangan pria itu. Hak stiletto-nya terdengar jauh lebih nyaring saat perempuan itu angkat kaki dari ruangan. 

Tidak lama, Eve tergopoh-gopoh masuk dengan sapu dan pengki kecil di tangan. 

"Kau tidak tahu dia begitu senang mendapat job untuk berjalan di atas runaway lagi setelah sekian lama tidak ada yang memanggilnya?" 

"Itu artinya dia memang bermasalah. Kenapa kau masih membelanya?"

Jihoon tidak menjawab. Lelaki berkacamata itu memilih berpaling dan keluar dari atelier. 

🌻

Jisoo berulang kali mengerjapkan mata; menahan kantuk yang melanda di tengah kesibukan para staf di pagi itu.

Tidak terasa sudah bulan Mei. Syuting untuk series-nya sudah selesai bulan lalu dan diperkirakan akan tayang bulan Agustus begitu proses editing selesai. Meski press conference masih di bulan Juli nanti, tapi Jisoo dan Jangki sudah melakukan pemotretan majalah untuk 1st Look Korea sebagai promosi.

Ini pertama kalinya bagi Jisoo menjalani pemotretan. Kedua tangannya berkeringat sejak dia menginjakkan kaki ke lokasi. Perasaannya campur aduk. Dalam hati dia berdoa semoga semuanya berjalan lancar. Semoga dia tidak membuat kacau.

"Is Jangki already here? Not yet? Oh, he's just arrived?" Sang produser--dengan tangan kanan yang tak lepas dari ponsel--buru-buru keluar dari ruang rias.

Bunyi peralatan diseret ke mana-mana membahana; membaur dengan suara orang-orang yang berlalu lalang.

Para asisten set designer membenahi serta mengatur tiap props. Para kru fotografer mengatur pencahayaan. Koordinator meletakkan kotak-kotak makanan di meja beralas. Para stylist menata outfit yang tergantung di hanger serta menyiapkan aksesoris.

Sementara Make-up Artist dan Hairstylist sekarang berkutat mengelilingi Jisoo. Dua orang lain menghias kesepuluh kuku tangannya.

"Your hair is so healthy, I can tell. I'm sure many people have said that to you," puji Sang Hairstylist yang sedang menjepit helaian rambut Jisoo dengan flat iron.

Jisoo hanya tersenyum memandang Sang Hairstylist melalui cermin. Sampo yang digunakannya hanya sampo lidah buaya biasa dari drugstore. Kadang dia memakai serum dan vitamin; itupun kalau ingat.

Rambutnya itu setelah keramas keringnya lama sekali. Juga susah diatur. Potongan rambut yang diberikan mendiang ibunya waktu dia masih sekolah selalu pendek sebahu dan berponi rata. Hasilnya dia terlihat seperti memakai wig. Bahkan dulu ada yang mengatainya seperti memakai helm.

Je t'aime à la Folie (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang