Chapter 50 - The Story Goes

51 16 2
                                    

🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

SATU MINGGU LALU

Sore itu, seorang Make-up Artist membenahi riasan di kelopak mata Sungkyung yang berwarna hijau. Dia juga memoles bibirnya dengan lipstik nude. Rambut panjang dan tipisnya ditata sedemikian rupa menjadi tebal bergelombang.

Fotografer memberi instruksi dengan nada putus asa, begitu juga sang pengarah gaya yang sudah nampak lelah.

Sungkyung yang mencoba berimprovisasi, mengangkat dagunya sedikit dan menurunkan kaki dari kursi.

"Jangan, jangan! Lakukan pose yang seperti tadi!" Perintah dari fotografer membuat Sungkyung menarik kembali kedua kakinya. Pipi kirinya bersandar di atas lengan. Kedua matanya kosong menatap kamera.

Setelah Shin, pemilik clothing line, memeriksa hasilnya, pemotretan hari itu yang menghabiskan waktu enam jam pun berakhir.

"Semua terlihat seakan dia sedang menghadiri pemakaman," bisik salah satu kru.

"Dia cantik tapi tak akan ada yang mau membeli pakaianmu kalau begini," tambah yang lain pada Shin.

Dan komentar-komentar itu terdengar oleh Sungkyung.

Entah karena sudah lama tidak berhadapan dengan kamera, Sungkyung hari ini benar-benar kaku. Apa yang diinginkan sang fotografer maupun pengarah gaya tak pernah ada yang sinkron dengannya. Shin bahkan turut meneriakinya.

Padahal Sungkyung sudah berusaha relaks. Dia bahkan ada minum sedikit sebelum pemotretan dimulai; berharap bisa sedikit gila. Yang ada dia malah merasa kepalanya berat.

Merasa tidak nyaman karena sudah banyak merepotkan Shin hari ini, Sungkyung mulai mendekati wanita itu yang tengah memerintah salah satu asistennya untuk membereskan semua pakaian dengan hati-hati.

"Hei, aku mau mengucapkan terima kasih untuk kesempatannya. Aku juga minta maaf karena sudah banyak melakukan kesalahan." Sungkyung menyodorkan sekaleng minuman dingin yang sempat dia beli di sela sesi pemotretan.

Shin berbalik dengan enggan. Dia sempat menolak, tapi Sungkyung memaksa. Akhirnya dia pun menerimanya; mengingat Jangki adalah sosok yang merekomendasikan Sungkyung.

"Sudah berapa lama kau kenal Jangki?" tanya Shin basa-basi.

"Kami dulu satu SMA."

"Ah, ternyata kau yang berteman lebih lama." Shin kemudian menceritakan kalau dia dan Jangki saling kenal sekitar dua tahun lalu dan bagaimana dia menaruh hati pada Jangki.

Sungkyung membulatkan mata saat mendengar itu. "Kau masih suka padanya?" Nada suara Sungkyung seakan baik-baik saja, padahal hatinya sedikit koyak. Saingannya sepertinya memang satu dunia.

"Tidak setelah dia menolakku."

"Oh." Sungkyung pura-pura prihatin.

Shin menghela napas. "Ngomong-ngomong, chemistry dia dengan lawan mainnya di series terbaru, bagus sekali, ya. Aku penasaran apakah mereka jatuh cinta sungguhan."

Je t'aime à la Folie (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang