Chapter 8: The Korean Elites

214 48 27
                                    

🌻

"Yang mana yang sakit?" Jisoo berlutut, mulai panik. Dengan ragu dia menyentuh lengan Jangki. "Ada yang patah?" Jisoo dengan tidak sengaja menyenggol kaki Jangki yang terkilir.

"Argh!" Jangki mengerang.

"Ah, I'm sorry, I'm sorry! Kau bisa berdiri tidak?" Jisoo kini berusaha membopong Jangki.

Salah seorang teman Jangki tiba-tiba mendekat ke arah mereka. Diikuti dua pria lain. Mereka semuanya memakai topi dan Polo shirt. Jisoo bangkit berdiri seraya membersihkan lengannya yang kotor terkena rumput dan tanah. Gerakan Jisoo yang tiba-tiba itu, membuat Jangki sempat menangkap pemandangan sekilas dari balik rok pendek Jisoo. Lelaki itu sontak tertawa geli.

"Dude, you alright?" tanya salah satu dari mereka yang memakai kaus biru.

"I am now," sahut Jangki yang masih tertawa dengan ekspresi menahan sakit. Teman-teman Jangki berpandangan heran melihatnya. Begitu pula Jisoo.

"Why are you laughing?" Si kaus biru mengernyit.

"It's nothing." Jangki mengusap ujung matanya.

"Uh, okay? I can see that you're fine." Si kaus biru lantas berpaling pada Jisoo, "You okay, Miss?"

"I'm okay." Jisoo tersenyum kaku. Perempuan itu merasa gugup karena teman-teman Jangki semuanya sangat tampan.

"Kau bisa berdiri?" Teman Jangki yang berkaus kuning menarik Jangki berdiri. Teman lain yang berkaus putih ikut membantu. Jangki pun akhirnya berhasil berdiri meski wajahnya masih meringis menahan sakit.

"Ayo, kita kembali. You need ice for your ankle," kata si kaus biru.

"Ah, too bad we can't play today. Padahal harinya sedang cerah," keluh si kaus kuning yang membopong Jangki menuju Golf Cart mereka yang terparkir tidak jauh dari sana.

Jisoo yang mendengar itu merasa tidak enak luar biasa. Dia bergegas menjejeri langkah Jangki. "Jangki-ssi, maaf sudah membuatmu cedera."

Jangki menoleh pada Jisoo. "Gwaenchana. It's not that bad."

"Kau yakin tidak ada yang patah?" tanya Jisoo.

Jangki tertawa kecil. "Sepertinya tidak. Aku rasa hanya terkilir."

"You guys know each other?" Si kaus kuning ingin tahu.

"She auditioned for my next project," jelas Jangki pada temannya.

"Oh, so you're an actress?" Si kaus biru membelalak, terlihat tertarik pada Jisoo.

"Well, I did some movies before, but it wasn't that big. Mostly were just short movies, so I still far to be called as an actress." Jisoo malu-malu menceritakan sedikit tentang dirinya.

"No, that's great. Itu artinya kau sudah ada pengalaman sebelumnya and that's cool." Si kaus biru mengangguk-angguk sambil tersenyum. "I'd beat Jangki to death if he didn't let you passed the audition."

Jangki menggeleng-gelengkan kepala dan berbisik pada Jisoo, "Don't mind this idiot."

"Kau mau kembali, Miss? Ikut saja dengan kami." Tawar si kaus biru yang tidak menghiraukan kata-kata Jangki. "What's your name again?"

"Oh, I'm Kim." Jisoo tersenyum. Perempuan itu sudah merasa agak nyaman di antara teman-teman Jangki yang ramah.

"Kim, it's a pleasure to meet you. I'm Cole." Cole tersenyum seraya mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Jisoo. Begitu Jisoo balas mengulurkan tangan, Cole dengan cepat merunduk untuk mencium punggung tangannya. Jisoo terkejut luar biasa dan hanya bisa tertawa malu.

Je t'aime à la Folie (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang