Chapter 12: The Storm (1)

166 45 17
                                    

🌻

Dua puluh menit di jalan, Jisoo dan Jihoon hanya berbasa-basi mengenai kehidupan di LA, setelah itu mereka banyak diam. Namun, sepuluh menit berikutnya, Jihoon menceritakan awal mula dia bisa berteman dengan Mino.

"Dulu waktu mendaftar masuk SMP, ada yang berteriak-teriak di depan barisanku. Ternyata Mino sedang histeris karena ada kumbang menempel di balik bajunya." Jihoon tertawa. "Anak-anak lain juga takut, hanya aku yang tidak. Jadi, aku yang membantunya menyingkirkan kumbang itu. Sejak itu, kami sering mengobrol dan menjadi akrab."

Jisoo ikut tertawa. Dalam pikirannya muncul ide jahil kalau nanti Mino ada bersikap menyebalkan, perempuan itu bisa menakut-nakutinya dengan kumbang. "Oh, dia takut kumbang, ya?"

"Sebenarnya tidak hanya kumbang, dia juga takut hampir pada semua binatang. Alasannya karena alergi, tapi aku tidak percaya." Jihoon memutar kemudinya memasuki kawasan di mana Mino tinggal.

"Oh ya, kalian juga satu SMA?" Jisoo teringat sesuatu.

"Iya, kami masuk SMA yang sama. Kenapa?"

"Berarti kau tahu dengan Jangki?"

"Jangki? Iya, aku tahu. Dia sekelas dengan Mino. Kau tahu Jangki dari mana?"

"Dia pemilik tempat di mana aku bekerja sekarang."

"Berarti kau sudah berhenti menjadi waitress?"

"Iya, aku sekarang adalah Beverage Attendant di The Los Angeles Country Club."

"Jadi tempat itu milik Jangki? Wah..." Mulut Jihoon membulat. "Kau tahu tidak kalau dia juga aktor?"

Jisoo mengangguk. "Aku pertama bertemu dia waktu audisi. Dia salah satu pihak casting saat itu."

"Oh iya, aku dengar dia ada proyek di sini untuk film—"

"Series!" potong Jisoo. "Dan aku diterima sebagai female lead-nya."

Jihoon terkesima. "OMG, that's awesome! Selamat, Jisoo-ssi!" Tangan kanan Jihoon terulur menyalami Jisoo kuat-kuat, lalu mereka berdua tertawa bersama. Jisoo merasa senang bahwa Jihoon adalah orang kedua yang memberikan reaksi sama seperti Cam saat dia mengumumkan hal ini.

"Oke, kita sampai. Sepertinya dia ada di rumah." Jihoon menghentikan mobil di depan rumah bergaya modern bercat putih dan abu-abu. Maserati GranCabrio sport kuning Mino terparkir di driveway. Jisoo memandangi rumah itu dan seketika menjadi gugup.

Setelah berterima kasih pada Jihoon, dia membuka pintu mobil dan angin langsung menerpa rambutnya hingga berantakan. Jisoo menengadah ke langit. Awan hitam berarak seakan siap menumpahkan isinya sebentar lagi. Cepat-cepat Jisoo melangkah di jalan setapak yang lurus menuju pintu rumah Mino. Tangannya sudah terangkat ingin menekan bel, ketika pintu terbuka lebih dahulu dan muncul seorang perempuan latin yang tengah tertawa. Tawa itu kemudian hilang begitu dia melihat Jisoo. Kedua perempuan itu saling memandang dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Siapa perempuan ini? Kenapa ada di sini? Apa dia pacarnya? Apa ini sebabnya Mino tidak meneleponku? Karena dia punya pacar? Jisoo bertanya-tanya dalam hati, terbersit rasa tidak suka mengetahui bahwa Mino memiliki pacar.

"Who are you?" tanya Jisoo tanpa basa-basi.

Perempuan latin itu mengernyit. "Who are you?"

"Uh, excuse me, this property belongs to Mino, right?" Tiba-tiba Jihoon datang menyela.

Perempuan latin itu membelalak, "Oh, you guys are looking for Mino? Mino, honey, your friends here!" Selesai berkata begitu, dia memasang kacamatanya dan berlalu melewati mereka, menuju mobil yang entah sejak kapan sudah menunggunya di depan.

Je t'aime à la Folie (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang