Chapter 2: Uh-Oh!

301 55 57
                                    

🌻

Cam dan Jisoo yang sudah tiba di apartemen kecil mereka, memandangi gaun 'curian' yang sekarang tersampir dengan kontras di atas sofa beledu berwarna hijau tua. Mata mereka menyiratkan kekaguman terhadap benda paling mewah kedua setelah kitchen set modern yang dipasang oleh si pemilik gedung, menyebabkan uang sewa apartemen menjadi naik seharga 1000 dolar per bulannya.

"Aku pikir seumur hidup aku tidak akan pernah bisa memakai pakaian mahal, Cam. Tapi hari ini... hari ini adalah bukti bahwa dreams do come true!" Jisoo memecah keheningan sembari meraih gaun itu dan menempelkannya di tubuhnya. Dibawanya gaun itu menari mengitari ruangan.

"Aku turut senang, Kim." Cam ikut menari mengitari ruangan menyanyikan Lavender's Blue Dilly Dilly. Pria berkulit cokelat gelap dan bertubuh besar itu berputar-putar bersama Jisoo. 

"Kau yakin tidak ada CCTV di toko itu kan, Cam?" tanya Jisoo di tengah-tengah tariannya.

"Kim, kalau ada, aku pasti tidak akan mendukungmu untuk membawanya." Cam sekarang mulai berjinjit dan berputar layaknya balerina.

Jisoo merentangkan kedua tangannya, mengangkat gaunnya tinggi-tinggi. "Ah, I'm gonna wear you this Friday, okay?"

"Aku tidak sabar memakai blus baruku yang bercorak macan tutul itu. Bagaimana menurutmu?

"Hot!" Jisoo menghempaskan tubuhnya di sofa. Cam ikut merebahkan diri di sebelahnya. 

"Jumat masih lima hari lagi, Cam."

"So?"

"Aku bisa saja berubah pikiran dan mengembalikan gaun ini ke tokonya."

Cam langsung duduk tegap dan menarik gaun itu dari tangan Jisoo. "Kim, listen! This time do NOT change your mind. This is one-way ticket! Kalau kau ingin mengembalikan gaun ini, kenapa tidak sekalian saja kau minta untuk mengembalikan waktu di mana kita masih berkeliling di Rodeo Drive jadi kita bisa menghindari toko dengan koleksi serba cantik itu?"

Jisoo balas duduk tegap menghadap Cam. "Aku tahu, Cam, but there's a part of me that feel bad about it. This is different from what we did before dan semuanya tidak sebanding dengan gaun mahal ini. Kita sebelumnya hanya mengutil pengharum ruangan, silet, snack, soda, bir, pembalut—"

"Okay, okay, Kim! You don't have to start making a list. I do remember what we stole before. You forgot to mention my cashmere scarf by the way." Cam memutar bola matanya. "Dan aku ingat kau ada mencuri lingerie!"

"Iya, aku memang ada mencuri bra..."

"Aku juga baru ingat pernah mencuri sepatu!"

"Me too! You see my black high-heels over there?"

"Well, we just wanted something we couldn't afford." 

"Yeah, and we couldn't control the urge."

"Exactly." Cam mengangkat pundak lalu membentangkan gaun di tangannya. "Kau melihat harga yang tertera di price tag-nya, Kim?"

Jisoo menggeleng. "Aku tidak sempat melihat apa-apa."

"Menurutmu berapa harga gaun ini?"

"I have no idea. Aku bahkan takut untuk sekadar menebaknya."

Lalu kembali mereka berdua terkagum-kagum memandangi gaun itu.

"Kim, aku ingin kau memakainya kembali."

"Okay, wait here!" Jisoo bergegas ke kamarnya untuk berganti pakaian. Tidak lama kemudian, Jisoo sudah keluar dari kamar dengan satu tangan terentang di daun pintu dan tangan lainnya di pinggang.

Je t'aime à la Folie (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang