Tulisan di wattpad emang berantakan, jadi jangan komen tata tulis. 😭🙏
Nanti revisi pas naik cetak saja, oke!
Btw, vote dan komen yang banyak!
__________
"Tiap luka pasti akan pulih, meski terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tak jarang juga dengan usaha yang sedikit lebih maksimal. Semoga, tiap-tiap masalah yang tak kunjung sudah, lekas menemukan solusi dengan cara yang sangat mudah."
Moch Abdul Aziz
__________
Hari ini, Rara dan Reyhan berencana bertemu kembali saat jam istirahat sekolah tiba. Ya, tempatnya berada di perpustakaan sekolah. Tempat yang cukup ramai dikunjungi oleh siswa-siswi ambis, yang seringkali menjadikan tempat untuk mengumpulkan banyak referensi saat mengerjakan tugas-tugas dirasa cukup sulit.
Topik pembahasan nya masih sama seperti hari-hari sebelumnya, yaitu Tentang Damar. Sejak banyaknya hal-hal tidak menyenangkan yang dilakukan Damar, mereka berdua sebagai sahabatnya harus menurunkan ego dan meletakkan pembahasan tentang perasaan di baris yang kesekian. Karena bagi mereka, Damar tetap harus bangkit sekalipun hubungan pertemanan yang melibatkan perasaan diantara ketiganya akan semakin rumit.
"Ra, kemarin Damar ngeri banget, syukur kita buru-buru balik ke rumah masing-masing," Reyhan mengawali dengan berita tentang Damar yang berhasil membuat Rara terkejut.
"Hah? Ngeri gimana?"
"Iya, dia di kamarku, tapi dia ke kamar mandi dan kunci pintunya. Kamu tahu, dia nyalakan air dan dibawahnya dia abis melakukan tradisi seperti biasa."
"Tradisi apa? Melukai diri sendiri lagi?"
Reyhan menghela napas panjang, kemudian melanjutkan ceritanya. "Ya, tepat sekali. Lama banget nggak bangun-bangun, akhirnya bangun juga. Jelas kan kalau pingsan sampai tidak sadar diri, banyak darah yang mengalir keluar soalnya."
"Kayaknya dia bukan lagi sakit, tapi gila kali? Sampai segitunya," kesal Rara menanggapi. "Terus pas kamu tinggal sekolah tadi gimana?" lanjutnya dengan mendekatkan diri lebih dekat dari Reyhan.
"Kemarin kayaknya dia udah mulai sadar, saking emosinya aku marahin soalnya. Tadi pas aku tinggal, kayaknya udah membaik juga keadaannya. Aku suruh benerin rubik yang berantakan biar ada kesibukan dia, haha!"
"Syukurlah kalau begitu, emang dia harus ada kesibukan sih. Tapi, agak khawatir sih kalau sendirian. Nafsunya gede banget dia, meskipun bukan ke arah ++ si, tapi tetep aja serem."
"Ya kita doakan saja yang terbaik. Kalau kamu gimana btw ada ide atau info apa gitu?" Reyhan kembali bertanya, kali ini percakapan semakin serius.
"Aku semalem nonton berita di tiktok. Ada warga negara Indonesia yang lari ke Singapura karena terlibat kasus gitu. Tapi akhirnya udah menyerahkan diri dan kembali ke Indonesia. Dan kayak, wajahnya tuh gak asing gitu. Bentar aku ada screenshot nya, barangkali kamu kenal." Rara mengambil smartphone dalam sakunya, lalu menunjukkan kepada Reyhan.
Ada hening sejenak, keduanya nampak sibuk memperhatikan dan mengingat-ingat wajah seseorang yang ada di layar smartphone Rara. Keduanya berpikir dengan jernih dan mencoba untuk beberapa kali menebak-nebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DAMAR
Teen Fiction"𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝, 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚞𝚊𝚝." ~ 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓶𝓪𝓻 ••• "Apa boleh Damar peluk ayah buat pertama dan terakhir kalinya?" tanya Damar putus asa. Pria itu menatap Damar dengan...