27 - GAPAPA, JANGAN KHAWATIR

116 22 71
                                    

AKU UPDATE, YEYEYE!

APAAN SIH, GAJELAS AKU :)

MAAFKAN AKU YANG UPDATE NGGAK TERATUR!

•••

VOTE DULU KAWAN, JANGAN LUPA SPAM KOMENTAR BIAR AKU SEMANGAT UPDATE!

FOLLOW DULU YANG BARU MASUK!

ABSEN DULU, SEBUTIN NAMA ORANG YANG KALIAN SAYANG!

ABSEN DULU, SEBUTIN NAMA ORANG YANG KALIAN SAYANG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 27 - GAPAPA, JANGAN KHAWATIR

"Ada yang lebih sakit daripada diacuhkan keluarga, yaitu berusaha terlihat baik-baik saja, meski hidup semakin tersiksa."

__________

Sudah hampir waktunya sholat maghrib tiba, namun Damar tak kunjung juga ada pergerakan. Rara masih setia dengan posisinya. Gadis itu mulai merasakan hawa lantai yang terasa semakin dingin.

Rara mengambil posisi duduk kemudian mengangkat kepala Damar dan dipangku olehnya. Sangat berat rasanya, tapi dia memaksa dan bisa. Saat itu juga, perlahan kedua netra Damar membuka.

"Ra, lo ngapain  di sini?" sambutnya seperti orang yang bangun tidur saja, padahal lebih dari itu, Rara bisa merasakan pedihnya luka yang tertoreh di sana.

Rara terdiam, ia tak mampu menafsirkan apa yang telah terjadi sekarang. "iya, lo tadi ketiduran di sini, gue gak tega lihat lo sendiri," balasnya kemudian sesaat telah berpikir sejenak.

"Lo peduli?"

"Hm."

"Atau hanya kasihan?"

Rara terdiam, hening sejenak. Dia takut salah menanggapi.

Damar mengerjap-erjapkan kedua bola matanya kebingungan, "Kok gelap? Pengap juga ini, lampu sama AC nya mati?"

"Hm,"

Damar belum tahu saja, sepertinya aliran listrik sudah dicabut oleh pihak kepolisian tadi. Rumah ini benar-benar sudah tidak aman untuk disinggahi.

"Kita pindah, yuk. Jangan di sini, keadaannya tidak aman. Jangan tanya macam-macam dulu, ikuti gue!" paksa Rara, namun Damar hanya terdiam kaku dengan mengucek-ucek bola matanya yang sangat gatal.

"Ayo!" panggil Rara lagi, namun Damar belum merespon.

"Sebenarnya ada masalah apa? Ayah belum pulang, ya? Dia di mana?"

Kini Rara terdiam, pertanyaan itu membuatnya takut ingin menjawab yang sejujurnya. Apalagi dengan kondisi Damar yang sangat lemah sekarang. Atau jangan-jangan, Damar sudah mengetahui semuanya.

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang