18 - PEDULI YANG TAK DIHARGAI

204 56 174
                                    


VOTE DULU SEBELUM LUPA!

FOLLOW AKU DI SINI Latteaz

SIAPIN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF!

SIAPIN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 18 - PEDULI YANG TAK DIHARGAI

"Sekeras apapun sifatmu terhadapku, aku akan tetap bertahan. Karena kamu terlalu berharga untuk kulawan."

________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________

Damar berjalan menuju dapur untuk mengambil piring dan sendok, kemudian menyiapkan bakso serta lontong supaya lebih mudah dimakan. Dua piring bakso kini sudah siap, ia meletakkannya di ruang makan dan bergerak menuju kamar Hendra untuk mengajaknya makan bersama.

Sesampainya di kamar, ternyata Hendra sudah tertidur pulas di atas tempat tidurnya. Laptop masih dalam keadaan menyala, dan berkas-berkas penting yang menunggu untuk dikerjakan masih berceceran di mana-mana. Ia sangat lelah setelah seharian bekerja. Damar yang melihat itu pun, tidak tega dan mengurungkan niatnya.

"Tidur yang nyenyak, ya, Ayah. Damar sayang sama Ayah."

Damar mengambil selimut dari dalam lemari, kemudian membentangkannya ke tubuh Hendra. Cuaca sangat dingin malam ini, Damar tak ingin Ayahnya ini kedinginan.

"Loh, laptopnya masih nyala, tapi aku gaberani matiin. Biarin aja, takut ada yang penting."

Damar kembali ke ruang makan lalu mengambil semangkuk bakso untuk diletakkan di atas nakas yang terdapat di samping pintu kamar Hendra. Damar mengambil sebuah kertas dan menuliskan sesuatu di sana.

"Ayah, nanti kalau ayah lapar bisa makan bakso sama lontong ini. Jangan lupa makan, ya!"

Setelah itu, Damar kembali ke ruang makan dan menyantap bakso. Ia mengiriskan dua buah lontong di sana, terpaksa ia harus makan sendirian malam ini. Setelah dua hari tidak bisa makan dengan nikmat, akhirnya kini ia bisa makan lebih nikmat.

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang