15 - TENTANG LUKA DAN OBATNYA

217 58 215
                                    


SEPERTI BIASA, VOTE DULU YUK SEBELUM LANJUT

SIAPIN KOMENTAR YANG PAS DI SETIAP PARAGRAF

FOLLOW AKU DULU DI SINI Latteaz MAKASIH

FOLLOW AKU DULU DI SINI Latteaz MAKASIH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BAB 15 - TENTANG LUKA DAN OBATNYA

[Hal tersulit adalah ketika dua orang yang bersahabat sama-sama sakit, namun sama-sama saling menyembunyikannya.]

****

Setelah selesai mengerjakan sholat dhuhur bersama. Damar dan Rara berjalan menuju taman di area rumah sakit. Karena bagaimanapun, Damar belum bisa pulang untuk hari ini. Jadi, harus menunggu sampai besok pagi.

Keduanya memilih duduk di gazebo yang berada di taman. Di bawah pohon beringin yang menjulang tinggi dengan akar sangat kuat terlihat bergelantungan.

Cuaca yang tadi pagi mendung, siang ini ternyata berubah menjadi cerah. Semoga saja bisa mewakili perasaan antara Damar dan Rara yang tentunya masih sangat rumit untuk dijabarkan.

"Gimana keadaan lo, Dam?" Rara kembali memulai pembicaraan.

"Lumayan, ini sudah jauh lebih baik. Eh, tapi motor gue gimana, ya."

"Belum dibalas juga nih, sama Lintang pesan gue."

Berulangkali Rara membuka ponsel untuk menyalakan data dan menggeser ke sana ke mari WhatsApp nya. Namun, tak ada tanda-tanda balasan dari Lintang.

"Ini udah jam istirahat, kan?" tanya Damar membuat Rara mengubah fokusnya.

"Harusnya si, udah pulang. Gue jadi khawatir sama Lintang," sanggah Rara penuh curiga.

"Kalau Reyhan udah ada tanda-tanda Online nggak?" alih Damar, menanyakan hal lainnya.

"Masih sama, off." Rara mendengus pasrah.

________

Vara nampak sangat sibuk di dapur, membuat bubur khusus untuk Reyhan. Tapi, kali ini ia tak mau mengikuti permintaan Reyhan. Mana  mungkin bubur sum-sum diberi cabe. Ada ada saja permintaannya. Jelas sangat tidak masuk akal.

Sejujurnya Vara hanya bisa membuat bubur. Karena ia tak pernah memasak. Kesehariannya hanya terfokus pada pekerjaan di depan layar komputer untuk menganalisis data. Bekerja di sebuah perusahaan yang fokus pada bidang properti, tentu membuatnya sangat kesulitan apabila harus memasak makanan.

Deva juga tidak pernah mau ambil pusing dengan hal itu, karena mereka jarang makan bersama di rumah. Selalu saja berangkat pagi, dan pulang tengah malam. Makan selalu di restauran, atau memesan via online.

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang