HALO, AKU UPDATE LAGI.
SETELAH BERABAD-ABAD GADA KABAR.
KALIAN SEHAT? APA KABAR?
LUPA ALUR? BACA DARI AWAL!
BACA BAB INI JAM BERAPA?
BAB 34 - KEMBALI SEKOLAH"Kalau kehidupan ini berisis perjuangan, lantas mengapa permasalahan dan perjuangan yang aku lakukan tak kunjung mendapatkan balasan yang aku harapkan?"
_____________Sudah hampir satu minggu Damar tinggal di rumah Reyhan. Dua orang yang sama sama sakit, dan tinggal dalam satu atap yang sama. Apalagi setiap harinya saat tidur keduanya harus bergantian terbangun untuk memastikan kondisi satu sama lainnya baik-baik saja.
Damar yang khawatir bila suhu Reyhan menjadi tinggi, dan Reyhan yang khawatir jika Damar mulai menyakiti dirinya sendiri. Bagaimanapun, di antara mereka sudah bisa memahami satu sama lain dengan apa yang harus dilakukan jika butuh bantuan.
Seiring berjalannya waktu, Damar sudah berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi. Termasuk terkait kasus yang terjadi dengan ayahnya dan juga kondisi rumah yang telah disita. Lima hari yang lalu, Damar sudah mengambil ponsel dan barang berharga lainnya yang tertinggal di rumahnya, dan sekarang rumah itu resmi disita.
Meski Damar tak habis pikir, mengapa Hendra bisa setega dan sekejam itu. Namun berusaha untuk tetap menjalani kehidupannya supaya jauh lebih baik.
Hari ini, Damar dan Reyhan sepakat untuk berangkat ke sekolah. Kondisi keduanya sudah jauh lebih baik, dibandingkan beberapa hari yang lalu.
"Lo serius berangkat sekolah hari ini?" tanya Damar kepada Reyhan yang sedang fokus merapikan rambutnya.Reyhan membalikkan tubuhnya untuk menatap Damar yang ada di belakangnya. "Ya, mau gimana lagi. Gue gamau makin bego kalau gak sekolah, siapa tahu gue makin sehat!"
"Hm, lo kangen Rara pasti?"
"Ya jelas, haha. Sebenarnya itu alasan utama gue berangkat sekolah."
"Gue gausah berangkat kalau gitu, yakin gada yang nunggu gue di sekolah, deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DAMAR
Teen Fiction"𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝, 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚞𝚊𝚝." ~ 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓶𝓪𝓻 ••• "Apa boleh Damar peluk ayah buat pertama dan terakhir kalinya?" tanya Damar putus asa. Pria itu menatap Damar dengan...