10 - AYAH JAHAT

291 87 359
                                    

HALO, UDAH SAMPAI DI CHAPTER 10 NIH

GIMANA PERASAAN KALIAN SEHARIAN?

UDAH SIAPIN TISU BUAT BACA CERITA INI?

Ia hadir tanpa tau kapan akan berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia hadir tanpa tau kapan akan berakhir.

Awas, mengandung kekerasan dan bawang! Sediakan kecap supaya makin mantap!

Awas, mengandung kekerasan dan bawang! Sediakan kecap supaya makin mantap!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 - AYAH JAHAT

[Jika aku tak bisa mendapat kasih sayang darimu, lalu mengapa tak kau bunuh saja aku!]

***

Damar menggerakkan kedua tangannya untuk bisa menopang tubuhnya yang sedang terbaring di lantai. Kedua telapak tangannya menempel kuat di lantai, lalu mulai mengangkat tubuhnya yang kini terangkat perlahan dengan menahan rasa sakit.

Punggungnya berhasil bersandar di dinding. Suhu tubuhnya semakin menghangat dan darah segar kembali mengalir dari rongga hidungnya.

Damar kemudian menarik bagian bawah seragam putihnya yang masih tertata rapi untuk diangkat ke atas. Digunakanlah seragam itu secepat mungkin untuk mengelap darah di sekitar hidungnya.

Pikirannya sudah kacau, ia tak peduli dengan tisu yang sudah tersedia di atas meja samping brankar. Tubuhnya sudah tak sanggup lagi untuk mengambilnya. Tak ingin terjatuh untuk yang kesekian kali.

KREEK

Pintu ruangan yang ia tempati kembali terbuka. Namun kali ini ia tak bisa memperkirakan siapa yang akan datang. Pandangannya tak lagi bisa menangkap dengan jelas.

Harapnya kali ini yang datang adalah Rara atau bahkan petugas rumah sakit untuk memeriksa keadannya. Ia sangat takut jika Hendra akan datang. Entah mengapa ia sangat trauma dengan Ayahnya itu.

CEKLEK

Pintu ruangan kemudian kembali tertutup, lalu terdengar suara mengunci di sana. Sebenarnya ini sangat mencurigakan, seperti ada hal yang tidak beres. Bagaimana bisa seenaknya mengunci pintu begitu saja. Bukankah itu sebuah aturan.

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang