AYO FOLLOW AKUN INI DULU SEBELUM BACA.
KALAU UDAH JANGAN LUPA ABSEN DI SINI YA ASAL KOTA KALIAN MANA!
KLIK TOMBOL BINTANG DI POJOK KIRI BAWAH DULU YA SEBELUM LANJUT!
NB : BIAR GREGET DENGERIN DULU LAGU DIATAS YA 😄
BAB 4 - BIARKAN AKU SAJA
[Semua orang punya titik lemahnya masing-masing. Kamu tidak perlu bercerita ke semua orang tentang sakitmu, kamu harus yakin semua akan lekas membaik!]
*****
Waktu terus berlalu, namun Rara tak kunjung datang memberikan pertolongan. Dua orang lelaki masih terbaring di sana. Kepala Reyhan tak henti-hentinya memancarkan darah, kondisinya semakin parah. Sedangkan raut wajah Damar semakin pucat.
Hendra kembali masuk ke dalam rumah Reyhan dengan terburu-buru. Ia tak ingin kehadirannya dicurigai oleh orang lain. Segera mungkin ia mengangkat Damar dan membopongnya pergi dari sana, meninggalkan Reyhan yang masih terbujur lemah di lantai dengan kepala yang tak henti-hentinya mengeluarkan darah.
Hendra membuka pintu mobilnya lalu membawa Damar pergi secepatnya. Hendra tak ingin ada yang tahu bahwa ia adalah pelaku dari kejadian ini.
Hendra terus mengendarai mobilnya tanpa memperhatikan kondisi anaknya yang disandarkan begitu saja di sampingnya. Bahkan ia tak memperdulikan rambu lalu lintas, hingga membuat suasana jalan raya semakin tidak karuan.
Sesampainya di rumah ia segera memasukkan Damar ke dalam kamarnya. Lagi-lagi ia membiarkan anak semata wayangnya itu tergeletak begitu saja di atas lantai lalu mengunci pintu kamar rapat-rapat. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini.
"Nyusahin aja jadi anak!" gerutunya sebal. "Sepertinya aku butuh refreshing sebentar, pergi ke bar mungkin bisa jadi alternatif pilihan," imbuhnya lalu pergi ke luar rumah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DAMAR
Teen Fiction"𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝, 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚞𝚊𝚝." ~ 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓶𝓪𝓻 ••• "Apa boleh Damar peluk ayah buat pertama dan terakhir kalinya?" tanya Damar putus asa. Pria itu menatap Damar dengan...