40 - LEMBARAN BARU

37 2 0
                                    

Baca bagian ini jam berapa?

Ternyata ini bukan part terakhir, masih ada 1-2 lagi kayaknya.

Jangan lupa vote dan komen yang banyak!

______________

"Hanya karena banyak masalah yang tak kunjung sudah dalam kehidupanmu, bukan berarti benar-benar tidak ada tempat yang mengapresiasi kehadiranmu. Mungkin saja, kamu hanya membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk memahami alur kehidupan yang sebenarnya. Tenangkan diri, semua pasti terlalui dan kebahagiaan yang sesungguhnya akan menghampiri."

- Moch Abdul Aziz -

____________

Reyhan bergegas menuju kamarnya untuk menemui Damar, harapan nya keadaan sahabat nya itu sudah lebih baik. Tidak sabar rasanya melihat ekspresi Damar saat mengetahui informasi olimpiade dengan hadiah beasiswa serta kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar di Yogyakarta. Meski sebenarnya ada sedikit rasa khawatir tentang berita Ayahnya Damar yang baru saja diketahuinya bersama Rara tadi.

"Nih, rubik Lo udah bener," sambut Damar begitu Reyhan masuk ke dalam kamarnya, dilempar rubik 3x3 yang susunannya sudah sesuai dan rapi dengan warna yang urut.

"Wih, jago banget. Makasih banyak, nanti aku acak lagi biar Lo ada kerjaan," respon Reyhan bercanda, dia memang tahu kalau Damar suka sesuatu yang rumit dan menyelesaikan teka-teki nya.

"Apa gak ada kerjaan lain gitu buat gue yang lebih berfaedah dikit?"

Reyhan meletakkan tas punggung nya, lalu membuka ritsleting dan mengambil brosur yang diberikan Bu Irma tadi. Ya, tidak salah itu adalah topik utama yang akan disampaikannya. "Nih, gue ada job menarik buat Lo."

Damar cukup antusias dan penasaran dengan beberapa lembar kertas yang diberikan sahabatnya itu. Kemudian mulai membacanya secara perlahan dan teliti. Tidak butuh waktu lama, dari informasi yang tertera di brosur, Damar langsung bisa memutuskan jawabannya.

"Huft, minat sih sebenarnya, Rey. Tapi gak yakin sama diri sendiri, takutnya jadi beban juga ke sekolahnya." Damar mulai menjawab, setelah berpikir beberapa menit. "Lo aja deh yang ikut, gue udah males ikut beginian," lanjutnya dan menyodorkan kembali lembaran itu ke Reyhan.

"Ish, Bu Irma udah merekomendasikan buat lo ini. Masih ingat dengan Bu Irma guru BK, kan?"

"Beliau banyak banget jasanya ke gue, tapi dengan keadaan kayak gini apa masih memungkinkan buat gue bawa nama baik SMA Lentera Bangsa?"

"Masih banget, siapa tahu dengan ini Lo bisa kembali pulih. Meskipun ini pelaksanaan tinggal 3 hari lagi tapi siapa tahu jadi rezeki dan pembuka lembaran baru buat lo. Gue masih inget dulu Lo pengen banget menang di event ini karena salah satu benefitnya adalah kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar selama 2 semester, " jelas Reyhan meyakinkan.

"Heem sih, Yogyakarta ini seru banget dan suasananya pasti bakal tenang di sana. Bisa jadi tempat menenangkan diri buat gue yang lagi banyak masalah di kota ini, Bandung."

"Gak harus buru-buru, ini juga hanya penawaran kalau Lo ga berkenan juga gak masalah. Pertimbangkan dulu, salat istikharah dulu sana. Kalau butuh apa-apa nanti bilang aja, gue sama Rara bakal siap bantu semaksimal mungkin."

"Terima kasih banyak, Rey. Secepatnya gue kasih jawaban."

Reyhan hanya mengangguk mengiyakan, meski sebenarnya masih banyak hal yang ingin disampaikan untuk meyakinkan Damar. Tapi untuk saat ini lebih baik dirinya melakukan aktifitas lain yang kebetulan ada kerja kelompok nanti sore. Sengaja tidak mengajak Damar, dia ingin memberikan waktu menenangkan diri, apalagi sepertinya sudah semakin membaik. Jangan sampai di luar nanti justru menemukan masalah-masalah baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang