HALO, AKU UPDATE LAGI
ADAKAH YANG RINDU?
VOTE DULU SEBELUM LANJUT!
•••
ABSEN DULU SINI, ASAL KOTA KALIAN MANA?
SPAM KOMENTAR DONG, BIAR CEPAT UPDATE!
JANGAN LUPA FOLLOW, KARENA BEBERAPA BAB AKAN DIPRIVAT!
BAB 33 - HAL TERSEMBUNYI
"Seorang sahabat akan selalu merasa apa yang dirasakan sahabatnya. Sekalipun salah satu menyembunyikan sebuah rahasia, pasti akan lekas terbongkar dengan sendirinya!"
__________
Reyhan dan Damar sedang duduk di ruang makan. Keduanya nampak menikmati masakan Bi Surti yang sudah dihidangkan dengan lengkap. Bi Surti hanya terdiam memperhatikan keduanya yang dengan semangat menghabiskan makanan.
Tidak mudah untuk Reyhan bisa semangat seperti ini, bahkan jarang sekali dia makan dengan lahap. Setidaknya, Reyhan sudah punya teman untuk diajak ngobrol daripada menghabiskan waktu hanya untuk bermain game.
"Itu ditambah lagi makannya, biar makin gendut!" Bi Surti datang mendekat, lalu menunjuk ke arah makanan yang masih cukup banyak.
"Ehm, iya Bi. Tapi, Bi Surti juga makan, dong!" Reyhan menanggapi dengan suara yang tak begitu jelas, mulutnya masih sedang mengunyah makanan.
"Nanti aja, lagipula bi Surti sudah menyisihkan makanan, kok!"
Reyhan berpikir sejenak, menjadikan keadaan lebih hening. Sedangkan Damar masih berusaha menghabiskan makanannya.
"Udah, gapapa, kalian makan aja dulu, Bi Surti mau nyetrika pakaian!" imbuhnya lalu melenggang pergi ke tempat khusus menyetrika baju. Tepatnya di samping ruang keluarga.
Setelah agenda makan selesai, Reyhan dan Damar memilih untuk duduk di gazebo. Keduanya terlibat percakapan yang sangat seru, sampai melupakan rasa sakit yang masih mereka rasakan.
Keduanya bercerita satu sama lain terkait pengalaman konyol yang mereka alami. Jelas berbeda, lagipula keduanya juga mempunyai masalah yang berbeda. Namun, kali ini sama-sama punya masalah yang harus dijalani. Terasa berat, namun sesekali berusaha untuk lebih terbiasa.
Menit berikutnya, Damar menggeser posisi duduk untuk berada di pojok gazebo. Damar merebahkan tubuhnya di bagian sudut gazebo yang terbuat dari papan kayu.
Kemudian, Reyhan sedikit mendekat dan mengambil posisi berbaring dengan menjadikan kaki Damar sebagai bantal. Kepala yang masih diperban, membuat Damar sedikit mendesis saat mengetahu Reyhan yang tiba-tiba menjadikannya sebagai penopang.
Sekarang Reyhan bisa menatap langit-langit atap gazebo dengan lebih luas. Rasanya begitu nyaman berada di posisi ini. Sesekali matanya terpejam lalu terbuka seiring dengan tiupan angin pagi yang terasa begitu sejuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DAMAR
Roman pour Adolescents"𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝, 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚞𝚊𝚝." ~ 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓶𝓪𝓻 ••• "Apa boleh Damar peluk ayah buat pertama dan terakhir kalinya?" tanya Damar putus asa. Pria itu menatap Damar dengan...