PUTER LAGU DI ATAS DULU SANGAT DISARANKAN
JANGAN LUPA VOTE DULU
BANYAKIN KOMENTAR TIAP PARAGRAF, SEMAKIN BANYAK KOMEN SEMAKIN CEPAT AKU UPDATE
PART INI SANGAT MENGHIBUR :)
__________
BAB 25 - KAMBUH
"Mengapa selalu ada derita yang tak kunjung sirna. Sekalipun telah berusaha bertahan, namun tetap saja dikecewakan."
__________
Setelah mengobati luka dan juga kakinya ia lanjut mengerjakan sholat ashar. Setelah selesai, Damar memilih untuk naik ke lantai atas dan duduk di balkon.
Di sini Damar bisa puas menyaksikan pemandangan di sekitar area rumahnya. Damar tinggal di perumahan yang terbilang cukup elite. Keluarga Damar cukup kaya, apalagi setelah tiga bulan lalu Ayahnya naik jabatan di kantornya.
Damar merebahkan tubuhnya di atas sofa yang tersedia di area balkon. Sambil melihat pemandangan Damar berulangkali memeriksa luka di sekitar lengannya kemudian melepas hansaplast nya setelah mengetahui bahwa lukanya ternyata mulai mengering, tapi bekas melepuh masih terasa dan terlihat. Damar juga memeriksa kakinya yang kini sudah jauh lebih baik.
Beberapa menit kemudian, Damar berdiri dari tempatnya. Damar berjalan ke depan dan kedua tangannya berpegangan dengan pagar pembatas yang terpasang di area balkon. Sekarang posisinya tepat berada di bawah sinar matahari yang sudah mulai meredup.
Damar mengangkat tangannya, kemudian melirik jam yang melingkar apik di lengannya. Sudah jam lima sore, namun belum ada tanda-tanda ayahnya pulang.
"Ayah ke mana, ya. Padahal sudah jam pulang harusnya," ujarnya mulai khawatir.
Damar sudah sangat hafal jam pulang ayahnya itu. Ia sudah mencatat jam-jam kepulangan ayahnya. Karena bisa saja kalau Ayahnya sudah pulang dan Damar belum ada di rumah, pasti akan ada luka baru di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DAMAR
Teen Fiction"𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝, 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚞𝚊𝚝." ~ 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓶𝓪𝓻 ••• "Apa boleh Damar peluk ayah buat pertama dan terakhir kalinya?" tanya Damar putus asa. Pria itu menatap Damar dengan...