LUPA ALUR? BACA DARI AWAL
VOTE DULU SEBELUM LANJUT
TULIS ASAL KOTA KAMU DI 👉
•••
Baca perlahan, bab ini kita bahagia kok!
Spam komentar, ya!
BAB 23 - NEBENG PULANG
"Selalu ada ruang untuk sesuatu yang istimewa. Hanya saja, semua bersifat sementara."
___________
Suasana Aula SMA Lentera Bangsa sudah terisi oleh sembilan perwakilan untuk masing-masing cabang Olimpiade. Damar berjalan dengan terseok-seok, namun berkat bantuan Rara akhirnya bisa duduk bergabung dengan lainnya.Ada Pak Kepala Sekolah, Pak Waluyo, Bu Dewi, dan tujuh guru lain sebagai pembimbingnya. Di sini sedang diadakan pengarahan untuk besok.
Damar mengambil bolpoin dan selembar kertas dari dalam tas, kemudian menuliskan sesuatu. "Ra, nomer WhatsApp gue yang baru. Nanti add ke grup kelas!" bisiknya ke Rara setelah selesai menuliskan.
Rara menoleh ke samping, "Oke, nanti aja kalau pas udah di rumah," jawabnya.
Keduanya kini kembali fokus menyimak setiap arahan yang ada. Suasana aula sangat tenang. Setiap siswa yang menjadi perwakilan mencatat apa saja yang diperlukan dan disiapkan untuk besok.
__________
Bi Surti nampak sibuk menyiapkan makanan untuk Reyhan. Tinggal hanya bersama seorang Bi Surti, membuat Reyhan harus lebih menurut. Apalagi Reyhan harus minum obat yang sudah terjadwal, banyak sekali aturan yang harus ia laksanakan. Termasuk jam makan dan istirahat.
"Sarapan dulu, den. Ini Bi Surti sudah buatin masakan spesial buat den Reyhan."
"Makasih bi," jawabnya menerima makanan dan mulai menyuapkan ke mulutnya.
Reyhan selalu menerima masakan apa saja yang dibuat Bi Surti. Dia yakin kalau Bi Surti akan selalu memberikan yang terbaik untuknya.
"Bibi tinggal nyuci dulu, nanti kalau ada apa-apa panggil aja!" ujar Bi Surti lalu pergi saat Reyhan mengiyakannya.
Reyhan terus menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Hingga seporsi soto lengkap dengan lauk telah habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DAMAR
Teen Fiction"𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝, 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚞𝚊𝚝." ~ 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓶𝓪𝓻 ••• "Apa boleh Damar peluk ayah buat pertama dan terakhir kalinya?" tanya Damar putus asa. Pria itu menatap Damar dengan...