SEBELUM LUPA VOTE DULU YUK!
JANGAN LUPA KOMENTAR TIAP PARAGRAF!
FOLLOW AKU DI SINI catatanbungsu
SEKARANG KALIAN BACA INI JAM BERAPA?
•••
Bacanya dari bab awal, ya!
Supaya paham alur dan konfliknya!
BAB 16 - GAZEBO
[Sekuat apapun dan bagaimanapun kamu mempertahankan, yang namanya kehilangan itu pasti ada. Hargai sebelum semuanya terjadi!]
***
"Yah, mati." Damar mendengus kesal.
"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, siapa yang meninggal Dam? Reyhan baik baik aja, kan?" Rara panik, menanggapi Damar.
"Ponselnya mati, kalau Reyhan katanya sudah membaik, kok. Dan.... Dia gajadi ke Jakarta." Damar menjelaskan keadaan lalu memberikan ponsel kembali ke Rara.
Rara menerima kembali ponselnya, "Lo serius? Alhamdulillah kalau gitu. Tapi kok bisa, ya."
"Nah, kalau itu aku belum sempat tanya, Ponselnya udah wafat."
"Hm, batrenya abis kayaknya. Yaudah gapapa, nanti aku ces. Aku boleh pulang dulu, gak? Takutnya dicariin ibuku, ini udah waktunya pulang sekolah."
"Boleh, kok."
"Balik ke ruanganmu dulu, yuk!"
"Hm, nanti aja gue baliknya."
"Sekarang, Dam."
"Oke," pasrah Damar.
Keduanya bangkit dan kembali ke ruangan Damar dirawat.
Sesampainya di sana, Damar kembali merebahkan tubuhnya, Rara berusaha untuk menyingkirkan benda-benda yang bisa membuat Damar kembali menyakiti dirinya sendiri.
"Lo Baik-baik di sini, ya. Jangan macem-macem lagi!" pinta Rara, ia meletakkan punggung tangannya ke kening Damar untuk memeriksa suhu tubuhnya. "Udah lebih baik sekarang, lo tidur aja biar cepet sembuh!" perintahnya kemudian pergi menjauh.
Damar sedikit mengangguk, ia berusaha untuk memejamkan netranya perlahan. Hingga akhirnya, ia berhasil tertidur. Nampaknya efek dari obat itu benar-benar membuatnya sangat mengantuk.
________
"Oke, setidaknya Damar aman. Rara juga Baik-baik saja," ucap Reyhan lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG DAMAR
Teen Fiction"𝙳𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝, 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚔𝚞𝚊𝚝." ~ 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓶𝓪𝓻 ••• "Apa boleh Damar peluk ayah buat pertama dan terakhir kalinya?" tanya Damar putus asa. Pria itu menatap Damar dengan...